Praktikum
Pekan 2 – Kelompok 4 – Rancangan Campuran Beton – Raka Firmansyah
Tujuan
Praktikum
Tujuan ini bertujuan untuk merancang
beton dengan spesifikasi-spesifikasi yang ditentukan di praktikum sebelumnya.
Narasi
Keberjalanan Praktikum
Praktikum ini dimulai tepat pukul 10.00 WIB. Di awal praktikum,
dilakukan sebuah tes awal tentang materi yang akan dipraktikumkan. Tes awal
berlangsung dalam 15 menit. Materi yang dijadikan bahan untuk tes awal adalah
materi mengenai rancangan campuran beton
seperti yang sudah tertera dalam modul.
-
Praktikan memilih angka slump
Slump adalah
suatu derajat kelecakan (workability),
sedangkan kelecakan adalah kemudahan untuk pembuatan beton.Beton yang memiliki slump lebih tinggi maka akan memiliki workability yang tinggi juga. Nilai slump tidak ditentukan dalam
spesifikasi, maka nilai slump dapat
dipilih dari Tabel 4.1 berikut untuk berbagai jenis pengerjaan kontruksi.
Tabel 4.1 Nilai Slump
yang Disarankan untuk Berbagai Jenis Pekerjaan
Kontruksi
Jenis Konstruksi
|
Slump (mm)
|
|
Maksimum
|
Minimum
|
|
Dinding fondasi, footing, dinding basement
|
75
|
25
|
Dinding dan balok
|
100
|
25
|
Kolom
|
100
|
25
|
Perkerasan dan lantai
|
75
|
25
|
Beton dalam jumlah yang besar (seperti untuk
pembangunan dam)
|
50
|
25
|
-
Praktikan memilih Ukuran Maksimum
Agregat
Pemilihan ukuran maksimum agregat digunakan
agar menghasilkan gradasi yang baik pada beton.Untuk volume agregat yang sama,
penggunaan agregat dengan gradasi yang baik dan dengan ukuran maksimum yang
besar akan menghasilkan rongga yang lebih sedikit daripada penggunaan agregat
demgan ukuran maksimum agregat yang lebih kecil. Hal ini akan menyebabkan
penurunan kebutuhan mortar dalam setiap volume satuan beton. Dasar pemilihan
ukuran maksimum agregat biasanya dikaitkan dengan dimensi struktur. Sebagai
contoh, ukuran maksimum agregat harus memenuhi persyaratan berikut ini:
a. D ≤ d/5
b. D ≤ h/3
c. D ≤ 2s/3
d. D ≤ 3c/4
dengan : D = ukuran maksimum agregat
d
= lebar terkecil di antara dua tepi bekisting
h
= tebal pelat lantai
s
= jarak bersih antara dua tulangan
c = tebal bersih selimut beton
-
Estimasi kebutuhan air pencampur
dan kandungan udara
Jumlah air pencampur persatuan volume beton yang dibutuhkan untuk
menghasilkan suatu nilai slump
tertentu bergantung pada ukuran maksimum agregat.bentuk serta gradasi agregat,
dan juga pada jumlah kebutuhan kandungan udara pada campuran. Berikut tabel
kebutuhan air pencampuran dan udara untuk berbagai nilai slump dan ukuran maksimum agregat.
Dari tabel diatas,didapat dilihat bahwa jumlah air pencampur yang
dibutuhkan untuk campuran tanpa penambahan udara lebih banyak dari jumlah air
yang dibutuhkan dengan penambahan udara. Hal ini disebabkan karena penambahan
volume udara menggantikan sebagian kecil dari volume air.
-
Praktikan memilih Nilai
Perbandingan Air-Semen
Untuk rasio air-semen yang sama, kuat tekan beton dipengaruhi oleh
jenis agregat dan semen yang digunakan, oleh karena itu hubungan rasio
air-semen dan kekuatan beton yang dihasilkan seharusnya dikembangkan
berdasarkan material yang sebenarnya yang digunakan dalam pencampuran.Tabel
berikut dapat dijadikan pegangan dalam pemilihan nilai perbandingan air-semen.
Nilai kuat beton yang digunakan pada tabel di atas adalah nilai
kuat tekan beton rata-rata yang dibutuhkan,yaitu :
fm = fc’
+ 1.64Sd
dengan : fm = nilai kuat tekan beton
rata-rata
fc’
= nilai kuat tekan yang disyaratkan
Sd
= standar deviasi
Dari formulasi di atas, kita membutuhkan angka standar
deviasi.Standar deviasi sendiri, yang dipengaruhi oleh kondisi pengerjaan saat
beton dibuat, didapatkan dari tabel di bawah ini.
Harga rasio air-semen biasanya dibatasi oleh harga maksimum yang
diperbolehkan untuk kondisi exposure
(lingkungan) tertentu. Sebagai contoh, untuk struktur yang berbeda di
lingkungan laut harga rasio air semen biasanya dibatasi maksimum 0,40-0,45.
-
Praktikan menghitung kandungan
semen
Perhitungan kandungan semen yang dapat diperoleh
dari berat air pencampur (4.1.3 Estimasi kebutuhan air pencampur dan kandungan
udara) dibagi rasio air semen yang telah
diperoleh (4.1.4 Pemilihan Nilai Perbandingan Air semen).
-
Praktikan mengestimasi
kandungan agregat kasar
Rancangan campuran beton yang ekonomis bisa didapat dengan
menggunakan semaksimal mungkin volume agregat kasar dalam keadaan dry rodded unit weight persatuan volume
beton.Data menunjukan bahwa semakin halus pasir dan semakin besar ukuran
maksimum ukuran agregat kasar, semakin banyak volume agregat kasar yang dapat
dicampurkan untuk menghasilkan campuran beton dengan kelecakan yang baik.Volume
agregat kasar yang dibutuhkan persatuan volume beton adalah fungsi dari ukuran
maksimum agregat kasar dan modulus kehalusan agregat halus.Berikut merupakan
tabel volume agregat kasar per satuan volume beton dengan nilai slump 75-100mm.
Jika campuran beton mempunyai
nilai slump selain 75-100 mm, maka volume agregat kasar dapat diperoleh dengan
cara mengalikan faktor koreksi dengan nilai volume agregat kasar yang diperoleh
sebelumnya.
-
Praktikan mengestimasi
kandungan agregat halus
Setelah menyelesaikan langkah pada poin 4.1.6, semua bahan beton
yang dibutuhkan telah diestimasi kecuali agregat halus. Jumlah pasir yang Dibutuhkan
dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
a. cara
perhitungan berat
b. cara
perhitungan volume absolut
Berdasarkan perhitungan berat, jika berat jenis beton normal
diketahui berdasarkan pengalaman yang lalu, maka berat pasir yang dibutuhkan
adalah perbedaan antara berat jenis beton dengan berat total air, semen, dan
agregat kasar persatauan volume beton yang telah diestimasi dari perhitungan
pada tahap-tahap sebelumnya.
Jika data berat jenis beton tidak diketahui, estimasi awal dapat
diketahui dari tabel 4.7. Estimasi ini didapat berdasarkan data beton dengan
jumlah semen = 325 , dengan slump 75-100 mm
dan berat jenis agregat = 2,7.
Jika berat jenis beton yang
ada (yang, dalam perhitungan ini, dilambangkan sebagai Ws) tidak sama dengan 325 kg/m3, maka
harga berat jenis beton (yang, dalam perhitungan ini, dilambangkan sebagai X), dikoreksi sebagai berikut :
Jika berat air yang ada (yang, dalam perhitungan ini, dilambangkan
sebagai ) lebih besar atau kecil dari berat air yang dibutuhkan untuk
menghasilkan slump 75-100 mm berdasarkan
tabel, maka harga berat jenis beton dikoreksi sebagai berikut:
Jika berat jenis agregat lebih besar atau kecil dari 2,7; maka
berat jenis beton dikoreksi sebagai berikut:
Selain menggunakan Tabel 4.7, estimasi awal berat jenis beton dapat
diperoleh melalui persamaan berikut :
dengan :
=Bulk specific gravity(SSD) rata-rata
dari kombinasi agregat halus
dan agregat kasar
A = Kandungan udara (%)
C = Kandungan semen
= Berat jenis
semen
W = Kandungan air ()
Untuk perhitungan dengan menggunakan metoda volume absolut, volume
pasir didapat dengan mengurangi volume satuan beton dengan volume total dari
ingridien-ingridien beton yang sudah diketahui (yaitu air, udara, semen dan
agregat kasar).Harga volume pasir ini kemudian dikonversi menjadi berat dengan
mengalikan dengan pasir. Perumusannya adalah :
]
dengan:
Ac =
Kandungan agregat kasar ()
= Bulk specific
grafity (SSD) agregat halus
= Bulk specific gravity (SSD) agregat
kasar
= Berat jenis
semen
Biasanya campuran yang memenuhi kriteria-kriteria yang diinginkan
baru didapat setelah
dilakukan beberapa kali trial mix
dengan mengubah proporsi bahan-bahan didalam campuran beton.
-
Praktikan kemudian mengoreksi kandungan
air pada agregat
Pada umumnya, stok agregat dilapangan berada dalam kondisi basah
atau tidak dalam kondisi jenuh dan kering permukaan (SSD).Tanpa adanya koreksi
kadar air, harga rasio air semen yang diperoleh bisa lebih besar atau bahkan
lebih kecil dari harga yang telah ditentukan berdasarkan langkah pada poin4.1.4
dan berat SSD agregat (kondisi jenuh dan kering permukaan) menjadi lebih kecil
atau lebih besar dari harga estimasi pada langkah pada poin 4.1.6 dan 4.1.7.
Urutan rancangan beton dari step 1 sampai 7 dilakukan berdasarkan
kondisi agregat yang SSD. Oleh karena itu, untuk trial mix, air pencampur yang
dibutuhkan dalam campuran bias diperbesar atau diperkecil tergantung dengan
kandungan air bebas pada agregat. Sebaliknya, untuk mengimbangi perubahan air
tersebut, jumlah agregat harus diperkecil atau diperbesar.
·
Persiapan Pembuatan
Sebelum pembuatan dilakukan, ada beberapa hal yang perlu disiapkan
untuk membuat beton tersebut. Hal-hal tersebut meliputi penyiapan alat-alat
yang digunakan dan penimbangan bahan-bahan yang diperlukan.
·
Proses Pembuatan
1. Masukkan
agregat kasar dan agregat halus ke dalam mesin pengaduk beton lalu nyalakan
mesin pengaduk selama beberapa detik.
2. Masukkan
semen ke dalam mesin pengaduk kemudian nyalakannya lagi selama beberapa detik.
3. Masukkan
air ke dalam mesin yang tetap menyala (berputar) hingga didapatkan beton segar
yang campurannya homogen dan tingkat kekenyalan yang diinginkan.
4. Lakukan
pengujian slump. Berikut ini merupakan
langkah-langkah pengujian slump :
-
Cetakan slump dan pelat dibasahi dengan air
-
Letakkan cetakan di
atas pelat
-
Isi cetakan dengan
beton segar hingga 1/3 bagian
-
Padatkan dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata
-
Isi lagi cetakan dengan
beton segar hingga 2/3 bagian
-
Padatkan lagi dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata
-
Isi lagi cetakan dengan
beton segar hingga terisi penuh
-
Padatkan lagi dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata
-
Ratakan permukaan beton
segar pada cetakan dengan menggunakan tongkat
-
Cetakan diangkat
perlahan-lahan tegak lurus ke atas
-
Balikkan cetakan dan
letakkan di samping benda uji
-
Letakkan tongkat
pemadat di atas cetakan kemudian ukur slump
yang terjadi dengan menggunakan penggaris
5. Tuangkan
beton segar dari mesin pengaduk pada wadah pengaduk untuk kemudian dicetak
dalam bekisting.
6. Masukkan
beton segar ke dalam bekisting dengan menggunakan sekop kecil hingga terisi 1/3
bagian
7. Getarkan
beton segar yang ada di dalam bekisting dengan menggunakan alat penggetar
internal
8. Masukkan
lagi beton segar ke dalam bekisting dengan menggunakan sekop kecil hingga
terisi 2/3 bagian
9. Getarkan
beton segar yang ada di dalam bekisting dengan menggunakan alat penggetar
internal
10. Masukkan
lagi beton segar ke dalam bekisting dengan menggunakan sekop kecil hingga
terisi penuh
11. Getarkan
beton segar yang ada di dalam bekisting dengan menggunakan alat penggetar
internal
12. Proses
pembuatan beton selesai. Beton dibiarkan selama 24 jam hingga agak mengering
kemudian dilepas dari bekisting
13. Setelah
dikeluarkan dari bekisting, beton direndam selama beberapa hari (curring)
Hasil
Praktikum
Penetapan Variabel Perencanaan
1.
Kategori Jenis Struktur (Tabel 1) =
Kolom K-200
2.
Rencana Slump =
100 mm
3.
Kekuatan Tekan Beton Rencana = 27,31 MPa
4.
Ukuran
Maksimum Agregat Kasar = 25 mm
5.
Modulus
Kehalusan Agregat Halus = 4,183
6.
Specific Gravity Agregat Halus kondisi SSD = 2.5773
7.
Specific Gravity Agregat Kasar kondisi SSD = 2.7182
8.
Berat
volume / isi agregat kasar = 1,3011 kg/L
Perhitungan Komposisi Unsur Beton
9.
Air yang
Diperlukan (Tabel 4.2)
= 190kg/m3 beton
10.
Persentase
Udara yang Terperangkap (Tabel 4.2)
= 1.5%
11. W/C Ratio (x) kekuatan tekan beton rencana (fm = 27.31 Mpa) berada di antara kekuatan tekan
beton sebesar 20 Mpa dengan 28 Mpa. Akan dicari W/C Ratio (x) dalam
perbandingan berat tanpa penambahan udara. Dengan interpolasi dan data
y = 27.31
y1
= 28 Mpa
y2
= 20 Mpa
x1
= 0,57
x2
= 0,68
Maka,
=
X
= 0.5795
12.
Berat
Semen
=
=327,868 kg
13.
Volume
agregat kasar yang diperlukan per m3 beton (tabel 4.5)
= 0.531 L
14.
Berat
agregat kasar perlu
= Vol. agregat kasar x isi agregat kasar x 1000
= 691.79 kg
15.
Volume
Semen
=
=
=
0.104 m3 Beton
16.
Volume
Air
=
= 0.19 m3
17.
Volume
Agregat Kasar
=
= 0.2545 m3
= 0.2545 m3
18.
Volume
Udara
= Persentase udara yang terperangkap x 1
= 0.015 m3
19.
Total
Volume
= Vol. Semen + Vol. air+ Vol. agregat kasar +
Vol. udara
= 0.5636 m3
20. Volume Agregat Halus per m3
= 1 - Total Volume
= 0.4364 m3
Komposisi Berat Unsur adukan per m3 Beton
21. Semen = 327.87 kg
22.
Air = 190 kg
23.
Agregat Kasar Kondisi SSD = 691.79 kg
24.
Agregat Halus Kondisi SSD = 1124.73 kg
25.
Faktor semen = 8.19
zak
Komposisi Jumlah Air dan Berat unsur untuk Perencanaan Lapangan
26. Kadar air asli atau Kelembaban Agregat Kasar (mk) = 0.062
27.
Penyerapan Air Kondisi SSD Agg Kasar =
0.022
28.
Kadar air asli/ Kelembaban Agg Halus =
0.017
29.
Penyerapan Air Kondisi SSD Agg halus =
0.010
30.
Tambahan air adukan dari kondisi agregat kasar = -27.2912 kg
31.
Tambahan agregat kasar untuk kondisi lapangan = 29.755 kg
32.
Tambahan air adukan dari kondisi agregat halus = -8.23kg
33.
Tambahan agregat halus untuk kondisi lapangan = 8.527 kg
Komposisi Akhir Unsur untuk Perencanaan
Lapangan per m3 Beton
34. Berat Agregat Kasar
= Berat
awal agregat kasar + Tambahan Agregat Kasar untuk kondisi lapangan
= 721.549
kg
35.
Berat Agregat halus
= Berat awal agregat halus + Tambahan agregat
halus untuk kondisi lapangan
= 1133.26 kg
36.
Berat Air
= Berat
awal air + Tambahan air adukan dari kondisi agregat kasar + Tambahan air adukan
dari kondisi Agregat halus = 154.47 kg
37.
Berat semen
= 327.868 kg
Penetapan
Variabel Perencanaan
Tabel Penetapan Variabel Perencanaan
1
|
Kategori Jenis Struktur
|
kolom k-250
|
SATUAN
|
2
|
Rencana Slump
|
100
|
mm
|
3
|
Rencana Kuat Tekan Beton
|
27.31
|
Mpa
|
4
|
Modulus Kehalusan Agregat Halus
|
4.183
|
-
|
5
|
Ukuran maksimum Agregat Kasar
|
25
|
mm
|
6
|
Specific Gravity Agregat Kasar Kondisi SSD
|
2.7182
|
-
|
7
|
Specific Gravity Agregat Halus Kondisi SSD
|
2.5773
|
-
|
8
|
Berat volume atau isi agregat kasar
|
1.3011
|
kg
/Ltr
|
Perhitungan
Komposisi Unsur Beton
Tabel Perhitungan Komposisi Unsur Beton
9
|
Rencana air adukan untuk 1m3 beton
|
190
|
Kg
|
10
|
Persentase udara yang terperangkap
|
1.5
|
%
|
11
|
W/C ratio berdasarkan grafik 2 atau tabel II
|
0.5795
|
-
|
12
|
W/C Ratio maksimum berdasarkan tabel I
|
|
|
13
|
Berat semen yang diperlukan
|
327.868
|
Kg
|
14
|
Volume agregat kasar perlu/m3
beton
(tabel B)
|
0.5317
|
Ltr
|
15
|
Berat agregat kasar perlu
|
691.79
|
Kg
|
16
|
Volume semen
|
0.104
|
m3
|
17
|
Volume Air
|
0.19
|
m3
|
18
|
Volume agregat kasar
|
0.2545
|
m3
|
19
|
Volume
udara
|
0.015
|
m3
|
20
|
Volume agregat halus / m3 beton
|
0.4364
|
m3
|
Komposisi
Berat Unsur Adukan per m3 Beton
Tabel
Komposisi Berat Unsur Adukan per m3 Beton
21
|
Semen
|
327.868
|
Kg
|
22
|
Air
|
190
|
Kg
|
23
|
Agregat kasar kondisi SSD
|
691.79
|
Kg
|
24
|
Agregat halus kondisi SSD
|
1124.73
|
Kg
|
25
|
Faktor semen
|
8.1967
|
Zak
|
Komposisi
Jumlah Air dan Berat Unsur untuk
Perencanaan Lapangan
Tabel Komposisi Jumlah Air
dan Berat Unsur untuk Perencanaan Lapangan
26
|
Kadar air asli/kelembapan agregat kasar
|
0.0624
|
-
|
27
|
Penyerapan air kondisi SSD agregat kasar
|
0.0221
|
-
|
28
|
Kadar air asli/kelembapan agregat halus
|
0.01755
|
-
|
29
|
Penyerapan air kondisi SSD agregat halus
|
0.01010
|
-
|
30
|
Tambahan air adukan dari kondisi agregat
kasar
|
-27.29
|
Kg
|
31
|
Tambahan agregat kasar untuk kondisi lapangan
|
29.755
|
Kg
|
32
|
Tambahan air adukan dari kondisi agregat
halus
|
-8.233
|
Kg
|
33
|
Tambahan agregat halus untuk kondisi lapangan
|
8.527
|
Kg
|
Komposisi
Akhir Unsur untuk Perencanaan
Lapangan/m3 Beton
Tabel Komposisi Akhir
Unsur untuk Perencanaan Lapangan/m3
Beton
34
|
Semen
|
327.868
|
Kg
|
35
|
Air
|
154.475
|
Kg
|
36
|
Agregat kasar kondisi lapangan
|
721.549
|
Kg
|
37
|
Agregat halus kondisi lapangan
|
1133.26
|
Kg
|
Komposisi
Unsur Campuran Beton/ Kapasitas Mesin Molen
Tabel Komposisi Unsur
Campuran Beton/ Kapasitas Mesin Molen
38
|
Semen
|
10.42
|
Kg
|
39
|
Air
|
4.91
|
Kg
|
40
|
Agregat kasar kondisi lapangan
|
22.94
|
Kg
|
41
|
Agregat halus kondisi lapangan
|
36.03
|
Kg
|
Data-Data
Setelah Pengadukan / Pelaksanaan
Tabel Data-Data Setelah
Pengadukan/ Pelaksanaan
42
|
Sisa air campuran (jika ada)
|
0
|
Kg
|
43
|
Tambahan air selama pengadukan (jika ada)
|
2.38
|
Kg
|
44
|
Jumlah air sesungguhnya yang digunakan
|
7.29
|
Kg
|
45
|
Nilai slump
hasil pengukuran
|
112
|
mm
|
Tabel
Trial Mix
Tabel
Referensi
Tabel Kebutuhan
Air Pencampuran dan Udara untuk Berbagai Nilai Slump dan Ukuran Maksimum Agregat
Jenis
Beton
|
Slump
(mm)
|
Air (kg/m3)
|
|||||||
Ukuran
Maksimum Agregat Kasar (mm)
|
10
|
12.5
|
20
|
25
|
40
|
50
|
75
|
||
Tanpa
Penambahan Udara
|
25-50
|
205
|
200
|
185
|
180
|
160
|
155
|
140
|
|
75-100
|
225
|
215
|
200
|
190
|
175
|
170
|
155
|
||
150-175
|
240
|
230
|
210
|
200
|
185
|
175
|
170
|
||
Udara
yang Tersekap (%)
|
3
|
2.5
|
2
|
1.5
|
1
|
0.5
|
0.3
|
||
Dengan
Penambahan Udara
|
25-50
|
180
|
175
|
165
|
160
|
150
|
140
|
135
|
|
75-100
|
200
|
190
|
180
|
175
|
160
|
155
|
150
|
||
150-175
|
215
|
205
|
190
|
180
|
170
|
165
|
160
|
||
Kandungan
udara yang disarankan (%)
|
8
|
7
|
6
|
5
|
4.5
|
4
|
3.5
|
Tabel Hubungan Rasio Air-Semen dan Kuat Tekan Beton
Kuat Tekan Beton Umur 28
Hari (MPa)
|
Rasio Air-Semen dalam
Perbandingan Berat)
|
|
Tanpa Penambahan Udara
|
Dengan Penambahan Udara
|
|
48
|
0.33
|
-
|
40
|
0.41
|
0.32
|
35
|
0.48
|
0.40
|
28
|
0.57
|
0.48
|
20
|
0.68
|
0.59
|
14
|
0.82
|
0.74
|
Tabel Klasifikasi Standar Deviasi untuk Berbagai
Kondisi Pengerjaan
|
Tabel Volume Agregat Kasar persatuan Volume Beton dengan Slump
75-100 mm
Ukuran
Maksimum Agregat Kasar (mm)
|
Volume
Agregat Kasar SSD Persatuan Volume Beton untuk Berbagai Nilai Modulus
Kehalusan Pasir
|
|||
2.4
|
2.6
|
2.8
|
3
|
|
10
|
0.5
|
0.48
|
0.46
|
0.44
|
12.5
|
0.59
|
0.57
|
0.55
|
0.53
|
20
|
0.66
|
0.64
|
0.62
|
0.6
|
25
|
0.71
|
0.69
|
0.67
|
0.65
|
40
|
0.75
|
0.73
|
0.71
|
0.69
|
50
|
0.778
|
0.76
|
0.74
|
0.72
|
75
|
0.82
|
0.8
|
0.78
|
0.76
|
150
|
0.87
|
0.85
|
0.83
|
0.81
|
Tabel Faktor Koreksi untuk Berbagai Nilai Slump yang
Berbeda
Slump (mm)
|
Faktor
Koreksi untuk Berbagai Ukuran Maksimum Agregat
|
||||
Ukuran
Maksimum Agregat (mm)
|
10
|
12.5
|
20
|
25
|
40
|
25-50
|
1.08
|
1.06
|
1.04
|
1.06
|
1.09
|
75-100
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
150-175
|
0.98
|
0.98
|
1
|
1
|
1
|
Tabel Estimasi Awal untuk
Berat Jenis Beton Segar
Ukuran Maksimum Agregat (mm)
|
Estimasi Awal Berat Jenis Beton ()
|
|
Tanpa Penambahan Udara
|
Dengan Penambahan Udara
|
|
10
|
2285
|
2190
|
12,5
|
1315
|
2235
|
20
|
2355
|
2280
|
25
|
2375
|
2315
|
40
|
2420
|
2355
|
50
|
2445
|
2375
|
75
|
2465
|
2400
|
150
|
2502
|
2435
|
Tabel
Hasil Akhir Mix Design
Setelah
menentukan paramter material pembentuk beton, dan dilakukan perhitungan untuk
campuran beton, maka didapat hasil akhir Mix
Design berikut.
Tabel
Hasil Akhir Mix Design
1
|
Semen
|
327.868
|
Kg
|
2
|
Air
|
154.475
|
Kg
|
3
|
Agregat kasar kondisi lapangan
|
721.549
|
Kg
|
4
|
Agregat halus kondisi lapangan
|
1133.26
|
Kg
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar