Minggu, 08 November 2015

KAVITASI




Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir sehingga membentuk gelembung-gelembung uap disebabkan karena berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius. Tetapi jika
tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa mendidih pada suhu kamar. 
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa maka bagian yang akan mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya. Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu rendah.

Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut dengan erosi kavitasi sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Selain itu kavitasi juga menyebabkan suara yang berisik, getaran, korosi yang disebabkan karena adanya reaksi kimia gas-gas dan logam, dan juga dapat menyebabkan performansi pompa akan menurun secara tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik.
Cara-cara yang bisa digunakan untuk menghindari terjadinya kavitasi antara lain :

  1. Tekanan sisi isap tidak boleh terlalu rendah Pompa tidak boleh diletakkan jauh di atas permukaan cairan yang dipompa sebab menyebabkan head statisnya besar.
  2. Kecepatan aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang mempunyai kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah. Oleh karena itu besarnya kecepatan aliran harus dibatasi, caranya dengan membatasi diameter pipa isap tidak boleh terlalu kecil.
  3. Menghindari instalasi berupa belokan-belokan tajam Pada belokan yang tajam kecepatan aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan fluida akan turun sehingga menjadi rawan terhadap kavitasi.
  4. Pipa isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap satu nomer lebih tinggi untuk mengurangi kerugian gesek.
  5. Tidak menghambat aliran cairan pada sisi isap.
  6. Head total pompa harus sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi sesungguhnya.


PENGENALAN ANJUNGAN LEPAS PANTAI

Definisi Bangunan Lepas Pantai

Daerah lepas pantai adalah bagian dari lautan yang permukaan dasarnya dibawah pasang surut terendah atau bagian lautan yang berada diluar daerah gelombang pecah (breaker zone) arah ke laut. Daerah lepas pantai yang berada di bagian lempengan benua (continental shelves) yang mempunyai kedalaman kurang dari 200 m kira-kira seluas 8% dari luas lautan atau sama dengan 20% dari luas daratan. Bangunan, kendaraan dan fasilitas yang beroperasi di lepas pantai disebut bangunan, kendaraan, dan fasilitas lepas pantai.

Ciri-ciri dari bangunan atau sistem lepas pantai adalah :
1.       Beroperasi di daerah sekitar sumur minyak atau daerah pertambangan yang terbatas. Jadi, tidak berpindah jauh seperti halnya dengan kapal laut.
2.       Tidak beroperasi di daratan.
3.       Tidak dibangun langsung di lapangan. Jadi, komponen-komponennya dibuat di darat untuk kemudian diangkut dan dirakit di lapangan.
4.       Tetap beroperasi di lapangan untuk perioda waktu yang lama sehingga bangunan harus dapat bertahan dalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi selama masa operasi.

Lingkup Pekerjaan Anjungan Lepas Pantai

Operasi (pekerjaan) minyak di lepas pantai (offshore) dapat dibagi kedalam 4 (empat) bagian, yaitu:
1. Exploration
Kegiatan di phase ini adalah pencarian/penentuan lapisan tanah yang menyimpan minyak di dasar lautan. Kegiatan ini dilakukan oleh ahli geologi dan geofisik Ahli geologi bertugas mempelajari dan mengamati formasi lapisan batuan dari dalam bumi serta mengambil contoh batuan bawah tanah untuk menentukan bentuk dari lapisan-lapisan batuan dalam bumi. Selain itu, ahli geofisik bertugas untuk menggunakan metoda-metoda dalam mengumpulkan data seperti seismic exploration dan peralatan ukur medan gravitasi untuk membuat perkiraan mengenai adanya lapisan minyak.
2. Exploratory Drilling
Setelah daerah yang diperkirakan mengandung minyak ditentukan, pemboran minyak harus dilakukan untuk memastikan perkiraan. Pemboran dilakukan dengan menggunakan mobile drilling rig yang diikatkan ke kapal atau dengan menggunakan movable platform. Untuk kedalaman 15-76 m digunakan jack-up mobile rig. Untuk kedalaman lebih kecil dari 15 m digunakan alat submersible. Sedangkan untuk kedalaman lebih dari 76 m digunakan floating drilling rig.
3. Development Drilling
Development drilling adalah proses pembuatan/pemboran lubang ke dalam tanah yang diketahui mengandung minyak untuk diambil dengan cara yang paling ekonomis. Development drilling yang efisien membutuhkan pemboran beberapa sumur sekaligus dari satu lokasi. Design platform akhir-akhir ini memungkinkan pemboran 32-40 sumur dari satu platform.
4. Production and Production Transport
Setelah development drilling selesai dibangun, produksi dari sumur dimulai.
Dilokasi laut dalam, peralatan produksi dan pemrosesan ditempatkan padaselfcontained platform yang sama yang digunakan untuk development drilling. Di laut dangkal drilling platform biasanya cukup kecil sehingga kemudian dijadikanwell protector platform setelah proses produksi dimulai. Platform yang terpisah tetapi berdekatan dengan well-protector platform dibangun untuk pemrosesan atau treatment. Tempat penyimpanan (storage) minyak adalah perhatian utama dalam operasi offshore. Minyak dari platform laut dangkal diangkut ke darat dengan menggunakan barge atau pipa panjang.

Klasifikasi Bangunan Lepas Pantai

Bangunan lepas pantai dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara, antara lain :
1.       Menurut cara operasinya (type of operations)
a.       Bangunan yang digunakan untuk pengambilan minyak atau gas. Sebagian besar dari bangunan lepas pantai yang beroperasi pada saat ini adalah untuk keperluan hal tersebut.
b.      Bangunan yang digunakan untuk penambangan. Bangunan ini digunakan untuk mengambil bijih-bijih tambang di dasar laut.
c.       Struktur yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga gelombang.
d.      Struktur yang digunakan untuk pembangkit listrik tenaga thermal seperti OTEC.
2.       Menurut bentuk konfigurasinya.
a.       Struktur kendaraan (vessel type structures): struktur jenis ini biasanya adalah kapal laut yang dimodifikasi sehingga mempunyai sistim propulsi (propulsion) dan dapat berpindah tempat dengan cepat. Struktur jenis ini dipakai untuk pengoperasian di laut dalam.
b.      Struktur barge : Struktur jenis ini tidak mempunyai sistem propulsi sehingga untuk memindahkannya harus digunakan kapal penarik.
c.       Struktur platform : Sebagian besar dari struktur yang digunakan untuk eksplorasi atau produksi minyak di laut dangkal atau laut menengah adalah struktur dari jenis ini.
3.       Menurut fungsinya
a.       Bangunan eksplorasi : digunakan untuk pemboran minyak atau gas alam.
b.      Bangunan produksi : digunakan untuk pengambilan minyak atau gas alam dari sumur minyak yang ditemukan.
c.       Bangunan hybrid : dapat digunakan untuk pengeboran maupun pengambilan minyak atau gas alam.
4.       Menurut material bangunan
a.       Platform baja : seluruhnya terbuat dari baja.
b.      Platform beton : bagian dasar terbuat dari beton.
c.       Platform hybrid : gravity platform yang terdiri dari bagian dasar yang terbuat dari beton dan rangka baja. Bagian dasar tersebut menyokong deck yang terbuat dari baja.
5.       Menurut Mobilitas
a.       Bangunan tetap (fixed structures) : digunakan pada laut dangkal dan laut menengah (intermediate water) dan dipancang ke dasar perairan.
b.      Bangunan terapung (flooting structures) : dapat digunakan pada semua kedalaman laut dan terutama untuk laut dalam.

Sistem Bangunan Lepas Pantai

Jumlah dan macam bangunan lepas pantai yang dioperasikan pada saat ini sangat banyak sekali. Dalam proses perancangan bangunan lepas pantai terdapat banyak konsep, baik yang lama maupun yang baru, yang memenuhi spesifikasi owner. Para engineer biasanya mempunyai sedikit informasi mengenai konsep-konsep lama yang telah dibangun. Karena itu, menerapkan konsep lama sama sulitnya dengan mengembangkan konsep baru. Sebagian besar bangunan platform yang ada pada saat ini digunakan untuk pencarian dan pengambilan minyak dan gas alam. Beberapa jenis dari bangunan lepas pantai adalah sebagai berikut :
1. Jacket atau template
Jenis struktur lepas pantai yang telah dibangun saat ini adalah struktur jenis jacketatau template. Jacket dikembangkan untuk operasi di laut dangkal dan laut sedang yang dasarnya tebal, lunak dan berlumpur. Setelah jacket ditempatkan di posisi yang diinginkan, pile dimasukkan melalui kaki bangunan dan dipancang denganhammer sampai menembus lapisan tanah keras. Kemudian deck dipasang dan di las. Struktur jenis ini banyak dibangun di Teluk Mexico.
2. Tower
Pada umumnya tower melalui daya apung (self-bouyant) karena jacket tidak dapat menyokong beban yang terlalu berat. Deck dipasang dan dilas di atas tower. Struktur jenis ini dipasang di Laut Utara dengan kedalaman sekitar 160 meter dan struktur bajanya mempunyai berat sekitar 40.000 metrik tonner.
3. Caissons
Platform kecil dengan deck kecil dibutuhkan untuk operasi di laut dangkal (tidak lebih 60 m) dengan kandungan minyak yang tidak banyak. Dalam hal ini, pile dipancang sampai kedalaman yang cukup untuk menyokong deck kecil.
4. Concrete gravity platform
Platform jenis ini dipasang apabila tanah keras di dasar laut tidak jauh dari permukaan lumpur. Pondasi struktur dibuat berbentuk lingkaran dan terbuat dari beton. Pondasi yang berat ini menyokong beberapa tower yang kemudian menyokong deck baja.
5. Steel gravity platform
Apabila tanah dasar laut terdiri dari batuan keras sehingga sulit melakukan pemancangan pile, platform jenis ini biasanya dipasang. Seluruh bagian strukturterbuat dari baja.
6. Hybrid gravity platform
Bagian dasar platform ini terbuat dari beton yang menopang rangka baja dimana deck baja diletakkan.
7.       Struktur tak tegar (Compliant Structures)
Struktur jenis ini akan bergerak apabila gaya luar bergerak padanya, karena kekakuannya tidak besar. Besarnya gerakan yang diijinkan adalah berbanding terbalik dengan kekakuan dan berat struktur tersebut. Jadi, struktur jenis ini biasanya lebih ringan dari jenis struktur lain yang telah disebutkan di atas. Struktur tak tegar bisa dikaitkan pada dasar laut, misalnya guyed tower dan sistem penambalan tunggal (single point mooring systems). Tension leg platform juga bisa dimasukkan ke dalam jenis ini. Selain itu, struktur terapung lainnya (semisubmersibles) juga bisa dianggap struktur tak tegar dengan gerakan ijinnya besar sebagai hasil dari penambatan (mooring).

Jenis Platform Tipe Jacket / Template

Terdapat beberapa jenis model offshore platform yang terbuat dari baja. Pemilihan jenis platform biasanya diambil berdasarkan pertimbangan ekonomi. Pada kedalaman air yang relatif dangkal, biasanya dibuat beberapa platform yang terpisah berdasarkan fungsinya masing-masing. Pada kedalaman air yang dalam (mendekati 400 ft atau 122 m), semua fungsi  digabungkan ke dalam satu struktur yang disebut “self-contained platform”.

Metoda Konstruksi dan Instalasi

Setelah didesain, platform harus difabrikasi dan diinstalasi/dipasang. Sebagian besar fabrikasi dilakukan di darat/daerah pantai (construction yard). Komponen-komponen struktur difabrikasi awal (prefabrication) dalam unit-unit terbesar yang dapat dipindahkan secara tepat dan ekonomis dari lokasi fabrikasi ke lokasi platform di laut.
Umumnya jacket dibuat dengan membangun rangka pada dimensi sempitnya, terbaring mendatar di tanah. Brace- brace melintang, guide-guide dan bagian lagi ditambahkan kemudian dengan memutar rangka ke posisi vertical. Setelah jacket dan potongan bagian-bagian deck selesai, komponen-komponen tersebut kemudian diangkut dengan barge ke lokasi dengan derek yang besar. Pile-pile dipancang melalui kaki-kaki jacket dan melalui skirt piles guide tubes jika digunakan skirt piles. Bagian-bagian deck kemudian ditempatkan di puncak pile-pile dan di las. Modul-modul di fabrikasi awal meliputi living quarters, kumpulan pompa dan perlengkapan lain diangkut dengan barge dan ditempatkan di substruktur deck untuk melengkapi pemasangan.

Tower juga dipasang dengan bantuan jacket tetapi dapat dioperasikan di laut dalam. Seperti jenis sebelum ini, pile dimasukkan melalui jacket dan dipancang sampai tanah keras. Kemudian tower ditempatkan di atas jacket.
Jenis struktur
Kedalaman laut
Jacket (Fixed platform)
0 – 300 m
Complaint tower
300
- 1000 m
Tension Leg Platform (TLP)
500
- 1500 m -
Spar
1000
- 2500 m
Floating Production Storage and Offloading (FPSO)
0         -2500 m

Tahapan Perencanaan Struktur

Dalam perencanaan pekerjaan bangunan lepas pantai ada beberapa tahap yang lazim dilaksanakan seperti di bawah ini:
1.    Tahap pendahuluan (Preliminary phase)
a.    pemahaman dan identifikasi terhadap criteria pengoperasian.
b.    penentuan atau pemilihan kriteria disain (Hmaks, Tp, gempa, kondisi tanah).
c.    Pengaturan strategi pembayaran.
2.    Tahap Disain (Design phase)
a.    membuat paket untuk ditenderkan.
b.    hasil-hasil tahap pendahuluan, studi, dan investigasi antara lain kondisi tanah, pemilihan barge, seismic metocean dan sistem transportasi.
c.    disain dan penyiapan gambar awal seperti pondasi, disain struktur dan
d.    lainnya.
e.    persiapan dokumen meliputi dokumen material, peralatan, kontrak danadministrasi.
3.    Tahap pelelangan (Bidding Phase)
Dalam tahap ini terdiri dari rangkaian kegiatan seleksi penawar, pengiriman danpenerimaan proposal lelang, evaluasi dan penentuan pemenang.
4.       Tahap Konstruksi
Dalam tahap ini terdiri dari serangkain proses seperti dibawah ini:
a.   Fabrikasi 
b.    Load Out
Adalah pekerjaan memindahkan hasil fabrikasi ke tongkang pengangkut. Metoda load out:
-                Lifting (diangkat)
-                Skidding (diluncurkan atau ditarik kearah laut)

c.    Towing
Adalah upaya mengangkut modul-modul konstruksi dari tempat fabrikasi ke lokasi pemasangan
d.    Instalasi
Adalah upaya pemasangan konstruksi yang telah dibuat di tengah laut.
5.       Operasi dan pemeliharaan
6.       Removal bila diperlukan


PENCEMARAN KERENA FAKTOR BANGUNAN LEPAS PANTAI

DEKOMISSING

Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat luasnya lautan, maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang berasal dari aktifitas manusia di daratan seluruhnya dapat di tampung oleh lautan tanpa membuat suatu akibat yang membahayakan.

Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya.

Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat dikontrol secara tepat.

Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh. Banyak kecelakaan dilautan yang menyebabkan tercecernya bahan-bahan yang bersifat racun dalam jumlah yang sangat besar.

Beberapa masalah pencemaran dilaut yaitu :

• Pencemaran minyak
• Pencemaran logam berat
• Sampah
• Pestisida
• Limbah industri dan domestik
• dan Iain-lain.

Pengaruh kerusakan pantai akibat pencemaran umumnya dapat ditanggulangi secara cepat. Tetapi lain halnya apabila hal tersebut terjadi dilautan bebas. Hal yang memprihatinkan adalah karena bahan-bahan pencemar tersebut secara pelan tetapi pasti akan tertumpuk di laut.

Dalam keadaan ekstrim, mereka akan meracuni fitoplankton (sebagai produser utama didalam sistem rantai makanan yang terjadi di laut bebas). Hancurnya organisme
ini akan membuat laut menjadi semakin tidak subur.


Pencemaran Minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan hamper tidak bisa dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa arus dan terbawa ke pantai.


Contoh kecelakaan kapal :
• Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967 -> 100.000 burung mati
• Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975
• Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978
• dll
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan air.Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri.

Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran aka segera menghancurkan ikatan organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak secara berat telah bersih kembali
hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.

b.Pencemaran Logam Berat

Logam-logam berat yang masuk kedalam tubuh hewan umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka. Karena itu logam-logam cenderung untuk menumpuk di dalam tubuhnya. Sebagi akibatnya logam-logam tersebut akan terus berada di sepanjang rantai makan. Hal ini disebabkan oleh karena predator pada satu trofik level makan mangsa mereka dari trofik yang lebih rendah yang telah tercemar (ikan dimakan oleh
manusia).

Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi didalam tropik level. Jadi predator tingkat tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih banyak menumpuk logam berat.

• Contoh pencemaran logam berat :
- “Minamata Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh Hg (merkuri).
- “Itai-itai Disease” yang disebabkan oleh logam Cd

Heavy Metal/ Logam Berat

Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk menamai kelompok metal dan metalloid dengan densitas lebih besar dari 6 g/cm3. Cd, Cr, Cu, Hg, Ni dan Pb. Zn merupakan logam berat yang seringkali dihubungkan dengan adanya masalah pencemaran dan toksisitas.

Nama lain logam berat/ heavy metal yaitu 'Trace metal", tetapi ini tidak bisa digunakan. Tidak seperti pencemar organik (=organo halides), logam berat terjadi dalam pembentukan batuan dan pertambangan mineral sehingga ada "range”/kisaran normal dari "Background concentration" pada tanah, sedimen, air dan organisme hidup. Pencemaran memberikan kontribusi sehingga konsentrasi menjadi lebih tinggi dari "background concentration" Konsentrasi Background value (BV) dapat digunakan untuk melihat "Enrichment Factor" (EF) :


• EF = Konsentrasi di lokasi tercemar x 100 %
Konsentrasi logam di BV
Sifat-Sifat Fisik- Biokimiawi Logam Berat
Beberapa elemen dari grup ini diperlukan oleh sebagian organisme hidup dalam konsentrasi kecil tetapi sangat essensial untuk kehidupan, tetapi jika berlebihan menyebabkan toksisitas. Logam-logam Cu, Mn, Fe dan Zn jika terjadi defisiensi menyebabkan penyakit baik pada hewan maupun tumbuhan. Cu, Cr, Se dan I untuk hewan dan B dan Mo untuk tanaman
.
Hampir semua mikronutrien memiliki peran sebagai penyusun enzym dan protein-protein penting lain yang terlibat dalam pathway/siklus metabolik. Ketiadaan mikronutrien akan menyebabkan disfungsi metabolik yang mengakibatkan penyakit. Elemen-elemen yang tidak mempunyai kepentingan secara biokimiawi disebut "non essensial element". Contohnya “non-essential element” adalah As, Cd, Hg, Pb, Po, Sb, Ti dan U yang menyebabkan toksisitas pada konsentrasi yang melebihi ambang batas tetapi tidak menyebabkan "deficiency disorder" pada konsentrasi rendah seperti mikronutrien.

Sumber-sumber logam berat

Sumber-sumber geokimiawi, menyusun 1% dari kerak bumi. Sedangkan makroelemen menyusun 99%. Sumbersumber logam berat yaitu dari :

a. Sumber Geokimiawi
b. Dari Pertanian :
- Pupuk : Cd, Cr, Mo, Pb, U dan Zn
- Pestisida : Cu, As, Hg, Pb, Mn dan Zn
- "Dessicant" : As untuk kapas
- Pengawetan kayu : As dan Cu
- Limbah dari produksi ternak : Cu dan As
- Kompos + pupuk hewan : Cd, Cu, Ni, Pb, Zn dan As
- Lumpur buangan : Cd, Ni, Cu, Pb dan Zn
- Korosi logam : Zn, Cd
c. Gas dari proses pembakaran pada kendaraan bermotor:
Pb pada pembakaran batubara meningkatkan konsentrasi beberapa logam termasuk Uranium (U) dimana emisi yang melebihi batas dapat menyebabkan pencemaran radioaktif.
d. Atmosphere (Udara) + Hydrosphere (air)
e. dll

Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut

Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan.Prosi (1979) menyatakan bahwa pemindahan logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh kebiasaan organisme dalam cara memakan makanannya (feeding habit), yaitu sebagai berikut:
- Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)
- Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan bivalva)
- Sediment feeding (misal: Polychaeta dan oligochaeta)
- Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan amphipoda)
- Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta, gastropoda, Crustacea, larva serangga air tawar dan ikan)

Sedangkan pengaruh logam berat terhadap organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi menjadi 2 yaitu :

- yang bersifat lethal atau mematikan -> LC50 (median lethal concentration)
- yang bersifat sublethal Pengaruh sublethal dibedakan atas 3 macam :
a. menghambat pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
b. menyebabkan terjadinya perubahan morfologi
c. merubah tingkah laku organisme.

"Minamata Disease“ (oleh Hg) _ menyebabkan kelemahan otot, kehilangan penglihatan, ketidakseimbangan fungsi otot dan kelumpuhan. Selain itu juga meracuni janin dan merusak sistem syaraf pusat. "Itai-itai Disease" _ menyebabkan nyeri/ngilu pada tulang, mempengaruhi kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan internal sekresi, penuaan, kekurangan kalsium, dll.

Pb (plumbum)/Lead _ menyerang system syaraf pusat dan peripheral / " mental retardation" _ anak-anak dengan gejala-gejala : ataxia, coma dan convulsion (gangguan pada pergerakan).

C.Sampah

Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka kaya akan bahanbahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah
yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin.

Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat mengakibatkan bagian dasar dari
estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup disitu hanya dari golongan cacing saja.

Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat,
sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.


D.Pestisida

Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organismeorganisme lain yang tidak diingini. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu dapat membunuh organismeorganisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan lainnya _ tetapi kenyataannya ?

Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini. Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme
hidup didaerah tersebut. Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.

a.    Daya Larut dan Daya Urai Pestisida

Dalam penggunaan Pestisida, tidak semua bahan kimia yang digunakan mencapai organisme sasaran, sehingga sisanya akan hilang ke lingkungan, terbawa aliran air ke
sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Dalam tubuh ikan daya serap setiap organ terhadap pestisida tidak sama. Demikian pula daya larut setiap pestisida dalam setiap organ juga tidak sama. Lemak, gonad, gelembung renang (gall blader), hati, pyloric, ceca, kulit, otak, dan ginjal cenderung mempunyai daya serap pestisida lebih tinggi dibandingkan organ-organ tubuh lainnya. Dalam hal ini jenis pestisidanya adalah DDT. Untuk dieldrin konsentrasinya cenderung naik di organ otak, gonad, lemak.

Adapun konsentrasi lindane disetiap organ cenderung menurun terus dengan waktu. Hal ini menunjukkan bahwa daya urai setiap pestisida berbeda dan lindane mempunyai
daya tahan yang relatif lemah.

b. Pengaruh Pestisida Terhadap Kehidupan
Organisme Air
Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat racun dan dapat mempengaruhi system syaraf pusat. Bahan aktifnya selain bisa membunuh organism perairan (ikan) juga dapat merubah tingkah laku ikan dan menghambat perkembangan telur moluska
dan juga ikan. Daya racun berkisar dari rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap racun pestisida dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan
bertulang sejati).

E. Limbah Domestik dan Industri

Limbah adalah limbah cair yang berasal dari masyarakat urban, termasuk di dalamnya
limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang masuk ke sistem saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestic mengandung sampah padat (berupa tinja, dan cair yang berasal dari rumah tangga). Menurut GESAMP (1976) limbah domestic mempunyai 5 sifat utama yaitu :

1. Mengandung bakteri, parasit dan kemungkinan virus, dalam jumlah banyak, yang sering terkontaminasi dalam kerang-kerangan dipesisir laut.
2.Mengandung bahan organik dan padatan tersuspensi, sehingga BOD (Biological Oxygen Demand) biasanya tinggi
3.Padatan (organik dan anorganik) yang mengendap di dasar perairan. Komponen organik akan terurai secara biologis, sebagai akibatnya kandungan oksigen berkurang
4.Kandungan unsur hara, terutama komponen fosfor dan nitrogen tinggi sehingga sering menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
5.Mengandung bahan-bahan terapung, berupa bahan-bahan organik dan anorganik
dipermukaan air atau berada dalam bentuk suspensi. Kondisi ini sering mengurangi
kenyamanan dan menghambat laju fotosintesis,  serta mempengaruhi proses pemurnian alam (self purification).

Berdasarkan sifat-sifat sumber bahan pencemar yang ada diperairan,dikategorikan berasal dari perairan pesisir atau laut. Dalam banyak hal, limbah industri tersebut walaupun sudah diproses di IPAL (Instalansi Pengolahan Limbah) kualitasnya masih jelek (nilainya masih diatas baku limbah cair yang telah ditetapkan).

Dalam beberapa kasus menunjukkan bahwa limbah industri tidak atau sulit larut dalam air. Beberapa diantaranya secara langsung meracuni kehidupan perairan seperti Cyanida, phenol, dll atau bias secara tak langusng misalnya melalui turunnya oksigen untuk perombakan bahan-bahan organik. Berdasarkan sifat fisik, kimia air limbah, tingkah lakunya diperairan dan pengaruhnya terhadap organisme, jenis limbah industri
ada 5 :

1.Bahan-bahan organik terlarut: bahan beracun,tahan urai dan biodegradabel
2.Bahan -bahan anorganik : unsur-unsur hara
3.Bahanorganik tidak larut: minyak
4.Bahan-bahan anorganik yang tidak larut.
Contohnya logam berat.
5.Bahan-bahan radioaktif.





Pengaruh minyak terhadap kehidupan
organisme
Menurut Mitchell (1970), pengaruh kontaminasi minyak terhadap komunitas organisme bervariasi dari kecil sekali (ngegligable) sampai kemusnahan (catastrophic). Hal ini disesabkan oleh beberapa faktor (Straughan 1972) :

1.Tipe/jenis dan dosis minyak Minyak mengandung banyak sekali komponen kimia yang berbeda, yang daya larutnya dan daya racunnya juga lain.  Komponen aromatik cenderung lebih mudah larut dan menyebar dibanding yang lainnya.
2.Metoda pencucian minyak Seringkali bahan pencuci yang digunakan untuk mencuci (dispersant) juga beracun, sehingga daya racun minyak menjadi bertambah.
3.Kondisi Oceanografis Arus, ombak, suhu, formasi pantai, ikut menentukan pencampuran, pengenceran dan distribusi minyak.
4.Kondisi Meteorologis Angin mempengaruhi pergerakan dan pencampuran minyak dalam air laut, sehingga daya racun minyak menjadi berkurang. Selain itu meningkatkan pencampuran minyak dengan sedimen yang ada di pantai.
5.Kondisi Biota Respons organisme dalam suatu komunitas terhadap minyak berbeda-beda, tergantung oleh banyak faktor:
- Morfologi tubuh
- Jenis biota
- Reproduksi
- Tingkah laku atau cara makan
- Stadia, sangat menentukan daya racun minyak terhadap organisme tersebut. Stadia larva dan masa pertumbuhan / pergantian kulit merupakan stadia/ masa yang lebih peka terhadap bahan pencemar. Stadia larva 10 – 100 x lebih peka dibandingkan stadia dewasa

6. Adanya cemaran minyak sebelumnya
7. Adanya bahan pencemar lain


Dampak terhadap terumbu karang.

Beberapa kejadian tumpahan telah terjadi di terumbu karang dan dekat garis-garis pantai yang berbatasan dengan komunitas karang. Tumpahan -tumpahan ini telah menyebabkan terjadinya kematian ikan dan vertebrata dalam jumlah besar (termasuk udang, kepiting, binatang laut, tiram) pada daerah pasang surut. Spesies ganggang alam serta rumput-rumput laut juga menjadi rusak. Secara umum, karang-karang pada daerah pasang surut kelihatannya dapat menyelamatkan diri dari kejadian ini. Karang-karang tersebut menghasilkan lender dalam jumlah besar bila terkena minyak,dan hal ini melindungi mereka dari kerusakan yang lebih serius. Terkenanya. karang pada minyak yang terapung menimbulkan reaksi yang bervariasi, dan hal ini memberi pengaruh pada dampak pencemaran berjangka panjang.

Bioakumulasi dan pengotoran

Organisme yang luput dari dampak awal akan menyerap elemen minyak bumi, baik dari air sekitarnya ataupun sedimen serta makanan yang terkontaminasi dan menyimpannya di dalam usunya.Konsentrasi yang terakumulasi dapat menjadi cukup tinggi untuk menyebabkan kelakuan (misalnya kemampuan untuk menghindar predator atau mangsa), pertumbuhan atau reproduksi dan dapat menyebabkan timbulnya penyakit atau kematian yang lebih dini. Ikan, udang, dan kerang-kerangan yang terkena minyak berkonsenttrasi tinggi atau sedang untuk periode yang lama dapat menimbulkan bau pada daging.

Tergantung pada jenis minyak dan kondisi hidrografi dan meterologi pada waktu itu yang ada maka pengotoran dapat terjadi dalam lingkup waktu beberapa hari sampai beberapa bulan. Pemulihan suatu kawasan ekologi yang tercemar semata-mata tidak tergantung pada jumlah dan komposisi bahan pencemaran yang bertahan setelah terjadinya tumpahan. Biasanya pembiakan kembali berlangsung dalam beberapa fase, melibatkan spesies yang berbeda pada waktu yang berbedapula. Waktu pemulihan tergantung pada dinamika populasi (reproduksi,pertumbuhan, dan pendewasaan) serta interaksi ekologis (predator, persaingan, dll) dari spesies yang menggantikan pada waktu yang cukup setelah kadar keracunan telah berkurang menjadi dibawah ambang batasnya. Kerawan ekologis tumpahan minyak di laut, ditentukan oleh kepekaan pantai terhdap hidrokarbon, sensivity mapping diperlukan untuk mengetahui tingkat kerawanan tersebut dan mangatur “defence” pertahanan pantai.



LUMPUR PENGEBORAN

Lumpur adalah campuran cair atau semicair antara air dan tanah. "Lumpur" terjadi saat tanah basah. Secara geologis, lumpur ialah campuran air dan partikel endapan lumpur dan tanah liat. Endapan lumpur masa lalu mengeras selama beberapa lama menjadi batu endapan. Saat endapan geologis lumpur terbentuk di estuaria lapisan yang dihasilkan disebut lumpur teluk.
Lumpur, dalam industri konstruksi, ialah gips, plesteran semen, semen basah, mapun zat lain yang mirip. Lumpur berhubungan dekat dengan sedimen.
Lumpur adalah cairan yang kental, berwarna coklat seperti tanah dan kotor. Populeritas lumpur juga mulai naik daun sejak satu tahun lalu saat Lapindo brantas mengalami musibah dan mengeluarkan Lumpur, yang populer disebut Lumpur Lapindo, yang menarik perhatian seluruh bangsa Indonesia bahkan seluruh dunia. Ya..memang seperti itulah gambaran lumpur secara umum. Namun dalam tulisan ini tidak akan dibahas lumpur dalam gambaran umum tersebut, namun secara khusus akan membahas mengenai lumpur pengeboran.
Lumpur pengeboran dalam proses pengeboran berfungsi seperti layaknya darah. Darah dalam tubuh berungsi untuk sistem sirkulasi, membawa oksigen ke seluruh tubuh, membawa sari-sari makanan bahkan membawa dan meit ngeluarkan kotoran atau penyakit yang ada di dalam tubuh manusia. Lumpur dalam pengeboran juga berfungsi tidak jauh dari fungsi darah tersebut. Lumpur pengeboran memiliki fungsi utama untuk mengangkat serbuk bor yang dihasilkan dari gerusan pahat dari dasar lubang untuk diangkat keatas. Meski masih banyak fungsi-fungsi lain yang tidak kalah dengan fungsi utama tersebut. Fungsi lain dari lumpur pengeboran antara lain: menahan tekanan formasi, mendinginkan dan melumasi pahat serta rangkaian pengeboran, menahan sebagian berat pipa bor dan selubung, media penyedia informasi tentang lapisan yang di bor dan lain-lain. Lumpur pengeboran dapat berfungsi seperti itu karena memiliki sifat-sifat khusus.

Beberapa sifat lumpur yang perlu dan umumnya sering diukur di lapangan pengeboran adalah viskositas, berat jenis dan pH. Viskositas merupakan tingkat kekentalan dari lumpur. Alat yang digunakan untuk mengukurnya adalah viscometer. Berat jenis didefinisikan sebagai berat per unit volume, dinyatakan dalam satuan ppg; gr/cc, kadang-kadang berat lumpur dinyatakan dengan specific gravity yaitu perbandingan antara berat jenis lumpur dengan berat jenis air. pH adalah tingkat keasaman Lumpur pengeboran yang dapat diketahui dengan menggunakan pH meter.

Kejadian menarik pernah terjadi di suatu lapangan pengeboran berkaitan dengan sifat-sifat lumpur diatas. Pada suatu pagi saat pekerjaan pengeboran sedang berlangsung di suatu lokasi, Seorang kepala pengeboran melakukan inspeksi ke lapangan untuk memeriksa kondisi lumpur pengeboran. Dia bertemu dengan seorang petugas lumpur (disebut sebagai Mud Boy), sang Kepala pengeboran.

CAIRAN PENGEBORAN

Biasanya, cairan pengeboran cair digunakan. Cairan pengeboran yang paling umum cair, yang dikenal sebagai 'lumpur', mungkin mengandung tanah liat, bahan kimia, bobot bahan, air, minyak, atau gas. 'Pemboran Air' adalah praktek menggunakan gas sebagai fluida pemboran, bukan cairan. Gas digunakan termasuk gas alam, udara, atau mesin knalpot. pengeboran udara dapat secara signifikan mengurangi waktu pengeboran, serta biaya pengeboran cairan. Cairan pengeboran, seperti bit, kebiasaan dirancang dan dipilih tergantung pada jenis kondisi bawah permukaan yang diharapkan atau berpengalaman. Misalnya, jika pengeboran adalah formasi garam terjadi melalui bawah tanah, air tawar tidak akan digunakan, karena hal ini akan risiko melarutkan garam bawah permukaan. Demikian pula, jika pengeboran di dekat sumber air tawar, air asin tidak akan digunakan karena takut mencemari air segar.

Cairan pengeboran dipilih harus memiliki sejumlah properti untuk memungkinkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Ini harus ringan dan cukup tipis untuk bersirkulasi melalui mata bor, pendinginan bit karena latihan serta pelumas bagian bergerak. cairan harus cukup berat untuk membawa potongan bor dari sedikit dan kembali ke permukaan, serta pengendalian tekanan ke atas yang mungkin dialami di dalam sumur untuk mencegah ledakan. Cairan insinyur pengeboran memastikan bahwa berat fluida pengeboran lebih besar daripada tekanan ke atas keluar gas yang dapat ditemui saat pengeboran. Selain itu, cairan pengeboran harus cukup tebal untuk melapisi wellbore dengan kue, yang berfungsi untuk sementara menutup dinding sumur sampai casing dapat diinstal.