PENCEMARAN
KERENA FAKTOR BANGUNAN LEPAS PANTAI
DEKOMISSING
Pada mulanya orang berfikir bahwa dengan melihat
luasnya lautan, maka semua hasil buangan sampah dan sisa-sisa industri yang
berasal dari aktifitas manusia di daratan seluruhnya dapat di tampung oleh
lautan tanpa membuat suatu akibat yang membahayakan.
Bahan pencemar yang masuk ke dalam lautan akan
diencerkan dan kekuatan mencemarnya secara perlahan-lahan akan diperlemah
sehingga membuat mereka menjadi tidak berbahaya.
Dengan makin cepatnya pertumbuhan penduduk dunia dan
makin meningkatnya lingkungan industri mengakibatkan makin banyak bahan-bahan
yang bersifat racun yang dibuang ke laut dalam jumlah yang sulit untuk dapat
dikontrol secara tepat.
Pencemaran laut merupakan suatu ancaman yang
benar-benar harus ditangani secara sungguh-sungguh. Banyak kecelakaan dilautan
yang menyebabkan tercecernya bahan-bahan yang bersifat racun dalam jumlah yang
sangat besar.
Beberapa masalah pencemaran dilaut yaitu :
• Pencemaran minyak
• Pencemaran logam berat
• Sampah
• Pestisida
• Limbah industri dan domestik
• dan Iain-lain.
Pengaruh kerusakan pantai akibat pencemaran umumnya
dapat ditanggulangi secara cepat. Tetapi lain halnya apabila hal tersebut
terjadi dilautan bebas. Hal yang memprihatinkan adalah karena bahan-bahan
pencemar tersebut secara pelan tetapi pasti akan tertumpuk di laut.
Dalam keadaan ekstrim, mereka akan meracuni
fitoplankton (sebagai produser utama didalam sistem rantai makanan yang terjadi
di laut bebas). Hancurnya organisme
ini akan membuat laut menjadi semakin tidak subur.
Pencemaran Minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang
pesat, sehingga kecelakaan-kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak
dilautan hamper tidak bisa dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah
dalam jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini
akan mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya terbawa
arus dan terbawa ke pantai.
Contoh kecelakaan kapal :
• Torrey canyon dilepas pantai Inggris 1967 ->
100.000 burung mati
• Showa maru di selat Malaka pada tahun 1975
• Amoco Cadiz di lepas pantai Perancis 1978
• dll
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap
hewan dan tumbuh-tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung
berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan
air.Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka
menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri sendiri.
Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga
rusak. Mikroorganisme yang terkena pencemaran aka segera menghancurkan ikatan
organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak
secara berat telah bersih kembali
hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.
b.Pencemaran Logam Berat
Logam-logam berat yang masuk kedalam tubuh hewan
umumnya tidak dikeluarkan lagi dari tubuh mereka. Karena itu logam-logam
cenderung untuk menumpuk di dalam tubuhnya. Sebagi akibatnya logam-logam
tersebut akan terus berada di sepanjang rantai makan. Hal ini disebabkan oleh
karena predator pada satu trofik level makan mangsa mereka dari trofik yang
lebih rendah yang telah tercemar (ikan dimakan oleh
manusia).
Disini terlihat bahwa kandungan konsentrasi logam
berat terdapat lebih tinggi pada tubuh hewan yang letaknya lebih tinggi didalam
tropik level. Jadi predator tingkat tinggi (dengan umur lebih panjang) lebih
banyak menumpuk logam berat.
• Contoh pencemaran logam berat :
- “Minamata Disease” (di Jepang) yang disebabkan oleh
Hg (merkuri).
- “Itai-itai Disease” yang disebabkan oleh logam Cd
Heavy Metal/ Logam Berat
Logam berat merupakan istilah yang digunakan untuk
menamai kelompok metal dan metalloid dengan densitas lebih besar dari 6 g/cm3.
Cd, Cr, Cu, Hg, Ni dan Pb. Zn merupakan logam berat yang seringkali dihubungkan
dengan adanya masalah pencemaran dan toksisitas.
Nama lain logam berat/ heavy metal yaitu 'Trace
metal", tetapi ini tidak bisa digunakan. Tidak seperti pencemar organik
(=organo halides), logam berat terjadi dalam pembentukan batuan dan
pertambangan mineral sehingga ada "range”/kisaran normal dari
"Background concentration" pada tanah, sedimen, air dan organisme
hidup. Pencemaran memberikan kontribusi sehingga konsentrasi menjadi lebih tinggi
dari "background concentration" Konsentrasi Background value (BV)
dapat digunakan untuk melihat "Enrichment Factor" (EF) :
• EF = Konsentrasi di lokasi tercemar x 100 %
Konsentrasi logam di BV
Sifat-Sifat Fisik- Biokimiawi Logam Berat
Beberapa elemen dari grup ini diperlukan oleh
sebagian organisme hidup dalam konsentrasi kecil tetapi sangat essensial untuk
kehidupan, tetapi jika berlebihan menyebabkan toksisitas. Logam-logam Cu, Mn,
Fe dan Zn jika terjadi defisiensi menyebabkan penyakit baik pada hewan maupun
tumbuhan. Cu, Cr, Se dan I untuk hewan dan B dan Mo untuk tanaman
.
Hampir semua mikronutrien memiliki peran sebagai
penyusun enzym dan protein-protein penting lain yang terlibat dalam
pathway/siklus metabolik. Ketiadaan mikronutrien akan menyebabkan disfungsi metabolik
yang mengakibatkan penyakit. Elemen-elemen yang tidak mempunyai kepentingan
secara biokimiawi disebut "non essensial element". Contohnya
“non-essential element” adalah As, Cd, Hg, Pb, Po, Sb, Ti dan U yang
menyebabkan toksisitas pada konsentrasi yang melebihi ambang batas tetapi tidak
menyebabkan "deficiency disorder" pada konsentrasi rendah seperti
mikronutrien.
Sumber-sumber logam berat
Sumber-sumber geokimiawi, menyusun 1% dari kerak
bumi. Sedangkan makroelemen menyusun 99%. Sumbersumber logam berat yaitu dari :
a. Sumber Geokimiawi
b. Dari Pertanian :
- Pupuk : Cd, Cr, Mo, Pb, U dan Zn
- Pestisida : Cu, As, Hg, Pb, Mn dan Zn
- "Dessicant" : As untuk kapas
- Pengawetan kayu : As dan Cu
- Limbah dari produksi ternak : Cu dan As
- Kompos + pupuk hewan : Cd, Cu, Ni, Pb, Zn dan As
- Lumpur buangan : Cd, Ni, Cu, Pb dan Zn
- Korosi logam : Zn, Cd
c. Gas dari proses pembakaran pada kendaraan
bermotor:
Pb pada pembakaran batubara meningkatkan konsentrasi
beberapa logam termasuk Uranium (U) dimana emisi yang melebihi batas dapat
menyebabkan pencemaran radioaktif.
d. Atmosphere (Udara) + Hydrosphere (air)
e. dll
Pengaruh Logam Berat Terhadap Ekosistem Laut
Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik
sungai ataupun laut akan mengalami proses-proses seperti pengendapan, adsorpsi
dan absorpsi oleh organisme-organisme perairan.Prosi (1979) menyatakan bahwa
pemindahan logam berat kedalam organisme dapat dipengaruhi pula oleh kebiasaan
organisme dalam cara memakan makanannya (feeding habit), yaitu sebagai berikut:
- Phytophagus (misal : Gastropoda, Crustacea)
- Filter feeding (misal : Zooplankton, barnacle, dan
bivalva)
- Sediment feeding (misal: Polychaeta dan
oligochaeta)
- Detritus feeding (misal : gastropoda, isopoda, dan
amphipoda)
- Carnivorous (misal : Zooplakton, Polychaeta,
gastropoda, Crustacea, larva serangga air tawar dan ikan)
Sedangkan pengaruh logam berat terhadap
organisme-organisme tersebut atas dasar daya racunnya dibagi menjadi 2 yaitu :
- yang bersifat lethal atau mematikan -> LC50
(median lethal concentration)
- yang bersifat sublethal Pengaruh sublethal
dibedakan atas 3 macam :
a. menghambat pertumbuhan, perkembangan dan
reproduksi
b. menyebabkan terjadinya perubahan morfologi
c. merubah tingkah laku organisme.
"Minamata Disease“ (oleh Hg) _ menyebabkan
kelemahan otot, kehilangan penglihatan, ketidakseimbangan fungsi otot dan
kelumpuhan. Selain itu juga meracuni janin dan merusak sistem syaraf pusat.
"Itai-itai Disease" _ menyebabkan nyeri/ngilu pada tulang,
mempengaruhi kehamilan, lactasi, ketidakseimbangan internal sekresi, penuaan,
kekurangan kalsium, dll.
Pb (plumbum)/Lead _ menyerang system syaraf pusat
dan peripheral / " mental retardation" _ anak-anak dengan
gejala-gejala : ataxia, coma dan convulsion (gangguan pada pergerakan).
C.Sampah
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang
kelaut melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan
mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya mereka
kaya akan bahanbahan organik, sehingga akan memperkaya kandungan zat-zat
makanan pada suatu daerah
yang tercemar yang membuat kondisi lingkungan
menjadi lebih baik bagi pertumbuhan
mikroorganisme. Aktifitas pernafasan dari organisme
ini membuat makin menipisnya kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin.
Hal tersebut akan berpengaruh besar pada kehidupan
tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup disitu. Pada keadaan yang paling ekstrim,
jumlah spesies yang ada didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat
mengakibatkan bagian dasar dari
estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang
dapat hidup disitu hanya dari golongan cacing saja.
Jenis-jenis sampah kebanyakan termasuk golongan yang
mudah hancur dengan cepat,
sehingga pencemaran yang disebabkannya tidak
merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.
D.Pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah
bersifat akumulatif. Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan
tujuan untuk mengontrol hama tanaman atau organismeorganisme lain yang tidak
diingini. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi yaitu
dapat membunuh organismeorganisme yang tidak dikehendaki tanpa merusak hewan
lainnya _ tetapi kenyataannya ?
Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal
dari suatu grup bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam
grup ini. Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul
yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di alam
sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat berbahaya
karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus akan membuat
mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu tingkatan yang tidak
dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organisme
hidup didaerah tersebut. Hewan biasanya menyimpan
organochloride di dalam tubuh mereka. Beberapa organisme air termasuk ikan dan
udang ternyata menumpuk bahan kimia didalam jaringan tubuhnya.
a. Daya
Larut dan Daya Urai Pestisida
Dalam penggunaan Pestisida, tidak semua bahan kimia
yang digunakan mencapai organisme sasaran, sehingga sisanya akan hilang ke
lingkungan, terbawa aliran air ke
sungai-sungai dan akhirnya ke laut. Dalam tubuh ikan
daya serap setiap organ terhadap pestisida tidak sama. Demikian pula daya larut
setiap pestisida dalam setiap organ juga tidak sama. Lemak, gonad, gelembung
renang (gall blader), hati, pyloric, ceca, kulit, otak, dan ginjal cenderung
mempunyai daya serap pestisida lebih tinggi dibandingkan organ-organ tubuh
lainnya. Dalam hal ini jenis pestisidanya adalah DDT. Untuk dieldrin
konsentrasinya cenderung naik di organ otak, gonad, lemak.
Adapun konsentrasi lindane disetiap organ cenderung
menurun terus dengan waktu. Hal ini menunjukkan bahwa daya urai setiap
pestisida berbeda dan lindane mempunyai
daya tahan yang relatif lemah.
b. Pengaruh Pestisida Terhadap Kehidupan
Organisme Air
Penumpukan pestisida dalam jaringan tubuh, bersifat
racun dan dapat mempengaruhi system syaraf pusat. Bahan aktifnya selain bisa
membunuh organism perairan (ikan) juga dapat merubah tingkah laku ikan dan
menghambat perkembangan telur moluska
dan juga ikan. Daya racun berkisar dari
rendah-tinggi. Moluska cenderung lebih toleran terhadap racun pestisida
dibandingkan dengan Crustacea dan teleostei (ikan
bertulang sejati).
E. Limbah Domestik dan Industri
Limbah adalah limbah cair yang berasal dari
masyarakat urban, termasuk di dalamnya
limbah kota (municipal) dan aktivitas industri, yang
masuk ke sistem saluran pembuangan kota. Pada umumnya limbah domestic
mengandung sampah padat (berupa tinja, dan cair yang berasal dari rumah
tangga). Menurut GESAMP (1976) limbah domestic mempunyai 5 sifat utama yaitu :
1. Mengandung bakteri, parasit dan kemungkinan
virus, dalam jumlah banyak, yang sering terkontaminasi dalam kerang-kerangan
dipesisir laut.
2.Mengandung bahan organik dan padatan tersuspensi,
sehingga BOD (Biological Oxygen Demand) biasanya tinggi
3.Padatan (organik dan anorganik) yang mengendap di
dasar perairan. Komponen organik akan terurai secara biologis, sebagai akibatnya
kandungan oksigen berkurang
4.Kandungan unsur hara, terutama komponen fosfor dan
nitrogen tinggi sehingga sering menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
5.Mengandung bahan-bahan terapung, berupa
bahan-bahan organik dan anorganik
dipermukaan air atau berada dalam bentuk suspensi.
Kondisi ini sering mengurangi
kenyamanan dan menghambat laju fotosintesis, serta mempengaruhi proses pemurnian alam
(self purification).
Berdasarkan sifat-sifat sumber bahan pencemar yang
ada diperairan,dikategorikan berasal dari perairan pesisir atau laut. Dalam
banyak hal, limbah industri tersebut walaupun sudah diproses di IPAL
(Instalansi Pengolahan Limbah) kualitasnya masih jelek (nilainya masih diatas
baku limbah cair yang telah ditetapkan).
Dalam beberapa kasus menunjukkan bahwa limbah
industri tidak atau sulit larut dalam air. Beberapa diantaranya secara langsung
meracuni kehidupan perairan seperti Cyanida, phenol, dll atau bias secara tak
langusng misalnya melalui turunnya oksigen untuk perombakan bahan-bahan
organik. Berdasarkan sifat fisik, kimia air limbah, tingkah lakunya diperairan
dan pengaruhnya terhadap organisme, jenis limbah industri
ada 5 :
1.Bahan-bahan organik terlarut: bahan beracun,tahan
urai dan biodegradabel
2.Bahan -bahan anorganik : unsur-unsur hara
3.Bahanorganik tidak larut: minyak
4.Bahan-bahan anorganik yang tidak larut.
Contohnya logam berat.
5.Bahan-bahan radioaktif.
Pengaruh minyak terhadap kehidupan
organisme
Menurut Mitchell (1970), pengaruh kontaminasi minyak
terhadap komunitas organisme bervariasi dari kecil sekali (ngegligable) sampai
kemusnahan (catastrophic). Hal ini disesabkan oleh beberapa faktor (Straughan
1972) :
1.Tipe/jenis dan dosis minyak Minyak mengandung
banyak sekali komponen kimia yang berbeda, yang daya larutnya dan daya racunnya
juga lain. Komponen aromatik cenderung
lebih mudah larut dan menyebar dibanding yang lainnya.
2.Metoda pencucian minyak Seringkali bahan pencuci
yang digunakan untuk mencuci (dispersant) juga beracun, sehingga daya racun
minyak menjadi bertambah.
3.Kondisi Oceanografis Arus, ombak, suhu, formasi
pantai, ikut menentukan pencampuran, pengenceran dan distribusi minyak.
4.Kondisi Meteorologis Angin mempengaruhi pergerakan
dan pencampuran minyak dalam air laut, sehingga daya racun minyak menjadi berkurang.
Selain itu meningkatkan pencampuran minyak dengan sedimen yang ada di pantai.
5.Kondisi Biota Respons organisme dalam suatu
komunitas terhadap minyak berbeda-beda, tergantung oleh banyak faktor:
- Morfologi tubuh
- Jenis biota
- Reproduksi
- Tingkah laku atau cara makan
- Stadia, sangat menentukan daya racun minyak
terhadap organisme tersebut. Stadia larva dan masa pertumbuhan / pergantian
kulit merupakan stadia/ masa yang lebih peka terhadap bahan pencemar. Stadia
larva 10 – 100 x lebih peka dibandingkan stadia dewasa
6. Adanya cemaran minyak sebelumnya
7. Adanya bahan pencemar lain
Dampak terhadap terumbu karang.
Beberapa kejadian tumpahan telah terjadi di terumbu
karang dan dekat garis-garis pantai yang berbatasan dengan komunitas karang.
Tumpahan -tumpahan ini telah menyebabkan terjadinya kematian ikan dan
vertebrata dalam jumlah besar (termasuk udang, kepiting, binatang laut, tiram)
pada daerah pasang surut. Spesies ganggang alam serta rumput-rumput laut juga
menjadi rusak. Secara umum, karang-karang pada daerah pasang surut kelihatannya
dapat menyelamatkan diri dari kejadian ini. Karang-karang tersebut menghasilkan
lender dalam jumlah besar bila terkena minyak,dan hal ini melindungi mereka
dari kerusakan yang lebih serius. Terkenanya. karang pada minyak yang terapung
menimbulkan reaksi yang bervariasi, dan hal ini memberi pengaruh pada dampak
pencemaran berjangka panjang.
Bioakumulasi dan pengotoran
Organisme yang luput dari dampak awal akan menyerap
elemen minyak bumi, baik dari air sekitarnya ataupun sedimen serta makanan yang
terkontaminasi dan menyimpannya di dalam usunya.Konsentrasi yang terakumulasi
dapat menjadi cukup tinggi untuk menyebabkan kelakuan (misalnya kemampuan untuk
menghindar predator atau mangsa), pertumbuhan atau reproduksi dan dapat
menyebabkan timbulnya penyakit atau kematian yang lebih dini. Ikan, udang, dan
kerang-kerangan yang terkena minyak berkonsenttrasi tinggi atau sedang untuk
periode yang lama dapat menimbulkan bau pada daging.
Tergantung pada jenis minyak dan kondisi hidrografi
dan meterologi pada waktu itu yang ada maka pengotoran dapat terjadi dalam
lingkup waktu beberapa hari sampai beberapa bulan. Pemulihan suatu kawasan
ekologi yang tercemar semata-mata tidak tergantung pada jumlah dan komposisi
bahan pencemaran yang bertahan setelah terjadinya tumpahan. Biasanya pembiakan
kembali berlangsung dalam beberapa fase, melibatkan spesies yang berbeda pada
waktu yang berbedapula. Waktu pemulihan tergantung pada dinamika populasi
(reproduksi,pertumbuhan, dan pendewasaan) serta interaksi ekologis (predator,
persaingan, dll) dari spesies yang menggantikan pada waktu yang cukup setelah
kadar keracunan telah berkurang menjadi dibawah ambang batasnya. Kerawan
ekologis tumpahan minyak di laut, ditentukan oleh kepekaan pantai terhdap
hidrokarbon, sensivity mapping diperlukan untuk mengetahui tingkat kerawanan
tersebut dan mangatur “defence” pertahanan pantai.
LUMPUR PENGEBORAN
Lumpur adalah campuran cair atau semicair antara air
dan tanah. "Lumpur" terjadi saat tanah basah. Secara geologis, lumpur
ialah campuran air dan partikel endapan lumpur dan tanah liat. Endapan lumpur
masa lalu mengeras selama beberapa lama menjadi batu endapan. Saat endapan
geologis lumpur terbentuk di estuaria lapisan yang dihasilkan disebut lumpur
teluk.
Lumpur, dalam industri konstruksi, ialah gips,
plesteran semen, semen basah, mapun zat lain yang mirip. Lumpur berhubungan
dekat dengan sedimen.
Lumpur adalah cairan yang kental, berwarna coklat
seperti tanah dan kotor. Populeritas lumpur juga mulai naik daun sejak satu
tahun lalu saat Lapindo brantas mengalami musibah dan mengeluarkan Lumpur, yang
populer disebut Lumpur Lapindo, yang menarik perhatian seluruh bangsa Indonesia
bahkan seluruh dunia. Ya..memang seperti itulah gambaran lumpur secara umum.
Namun dalam tulisan ini tidak akan dibahas lumpur dalam gambaran umum tersebut,
namun secara khusus akan membahas mengenai lumpur pengeboran.
Lumpur pengeboran dalam proses pengeboran berfungsi
seperti layaknya darah. Darah dalam tubuh berungsi untuk sistem sirkulasi,
membawa oksigen ke seluruh tubuh, membawa sari-sari makanan bahkan membawa dan
meit ngeluarkan kotoran atau penyakit yang ada di dalam tubuh manusia. Lumpur
dalam pengeboran juga berfungsi tidak jauh dari fungsi darah tersebut. Lumpur pengeboran
memiliki fungsi utama untuk mengangkat serbuk bor yang dihasilkan dari gerusan
pahat dari dasar lubang untuk diangkat keatas. Meski masih banyak fungsi-fungsi
lain yang tidak kalah dengan fungsi utama tersebut. Fungsi lain dari lumpur
pengeboran antara lain: menahan tekanan formasi, mendinginkan dan melumasi
pahat serta rangkaian pengeboran, menahan sebagian berat pipa bor dan selubung,
media penyedia informasi tentang lapisan yang di bor dan lain-lain. Lumpur
pengeboran dapat berfungsi seperti itu karena memiliki sifat-sifat khusus.
Beberapa sifat lumpur yang perlu dan umumnya sering
diukur di lapangan pengeboran adalah viskositas, berat jenis dan pH. Viskositas
merupakan tingkat kekentalan dari lumpur. Alat yang digunakan untuk mengukurnya
adalah viscometer. Berat jenis didefinisikan sebagai berat per unit volume,
dinyatakan dalam satuan ppg; gr/cc, kadang-kadang berat lumpur dinyatakan
dengan specific gravity yaitu perbandingan antara berat jenis lumpur dengan
berat jenis air. pH adalah tingkat keasaman Lumpur pengeboran yang dapat
diketahui dengan menggunakan pH meter.
Kejadian menarik pernah terjadi di suatu lapangan
pengeboran berkaitan dengan sifat-sifat lumpur diatas. Pada suatu pagi saat
pekerjaan pengeboran sedang berlangsung di suatu lokasi, Seorang kepala
pengeboran melakukan inspeksi ke lapangan untuk memeriksa kondisi lumpur
pengeboran. Dia bertemu dengan seorang petugas lumpur (disebut sebagai Mud
Boy), sang Kepala pengeboran.
CAIRAN PENGEBORAN
Biasanya, cairan pengeboran cair digunakan. Cairan
pengeboran yang paling umum cair, yang dikenal sebagai 'lumpur', mungkin
mengandung tanah liat, bahan kimia, bobot bahan, air, minyak, atau gas.
'Pemboran Air' adalah praktek menggunakan gas sebagai fluida pemboran, bukan
cairan. Gas digunakan termasuk gas alam, udara, atau mesin knalpot. pengeboran
udara dapat secara signifikan mengurangi waktu pengeboran, serta biaya
pengeboran cairan. Cairan pengeboran, seperti bit, kebiasaan dirancang dan
dipilih tergantung pada jenis kondisi bawah permukaan yang diharapkan atau
berpengalaman. Misalnya, jika pengeboran adalah formasi garam terjadi melalui
bawah tanah, air tawar tidak akan digunakan, karena hal ini akan risiko
melarutkan garam bawah permukaan. Demikian pula, jika pengeboran di dekat
sumber air tawar, air asin tidak akan digunakan karena takut mencemari air
segar.
Cairan pengeboran dipilih harus memiliki sejumlah
properti untuk memungkinkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Ini harus
ringan dan cukup tipis untuk bersirkulasi melalui mata bor, pendinginan bit
karena latihan serta pelumas bagian bergerak. cairan harus cukup berat untuk
membawa potongan bor dari sedikit dan kembali ke permukaan, serta pengendalian
tekanan ke atas yang mungkin dialami di dalam sumur untuk mencegah ledakan.
Cairan insinyur pengeboran memastikan bahwa berat fluida pengeboran lebih besar
daripada tekanan ke atas keluar gas yang dapat ditemui saat pengeboran. Selain
itu, cairan pengeboran harus cukup tebal untuk melapisi wellbore dengan kue,
yang berfungsi untuk sementara menutup dinding sumur sampai casing dapat
diinstal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar