Sabtu, 07 November 2015


Mengidentifikasi Material Penyusun suatu Bangunan






Nama bangunan : Asrama Sangkuriang Institut Teknologi Bandung

Identifikasi dan proporsi material 
  • Beton ( Sekitar 53 % )
  • Baja ( Sekitar 20 % )
  • Komposit ( Sekitar 3 % )
  • Kayu ( Sekitar 5 % )
  • Alumunium ( Sekitar 2 )
  • Besi ( Sekitar 7 % )
  • Keramik ( Sekitar 10 % )
Teknologi dan cara pembuatan 2 material yang dominan
  • Beton 
Langkah-langkah pembuatan rencana campuran beton normal dilakukan sebagai berikut:
1) ambil kuat tekan beton yang disyaratkan f Xc pada umur tertentu
2) tetapkan jenis semen
3) tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus, agregat ini dapat dalam bentuk tak dipecahkan (pasir atau koral) atau dipecahkan
4) tetapkan factor air semen maksimum (dapat ditetapkan sebelumnya atau tidak)
5) tetapkan slump
6) tetapkan ukuran agregat maksimum
7) tentukan nilai kadar air bebas
8) hitung jumlah semen yang besarnya adalah kadar semen adalah kadar air bebas dibagi factor air semen
9) jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan, dapat diabaikan
10) tentukan jumlah semen seminimum mungkin
11) tentukan factor air semen yang disesuaikan jika jumlah semen berubah karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan (atau lebih besar dari jumlah semen maksimum yang disyaratkan), maka factor air semen harus diperhitungkan kembali
12) tentukan susunan butir agregat halus (pasir kalau agregat halus sudah dikenal dan sudah dilakukan analisa ayak menurut standar yang berlaku)
13) tentukan susunan agregat kasar
14) Tentukan persentase pasir
15) Tentukan berat isi beton
16) Hitung kadar agregat gabungan yang besarnya adalah berat jenis beton dikurangi jumlah kadar semen dan kadar air bebas;
17) Hitung kadar agregat halus
18) Hitung kadar agregat kasar;
19) Proporsi campuran, kondisi agregat dalam keadaan jenuh kering permukaan;
20) Koreksi proporsi campuran
21) Buatlah campuran uji, ukur dan catatlah besarnya slump serta kekuatan tekan yang sesungguhnya, perhatikan hal berikut: (1) jika harga yang didapat sesuai dengan harga yang diharapkan, maka susunan campuran beton tersebut dikatakan baik. Jika tidak, maka campuran perlu dibetulkan; (2) kalau slumpnya ternyata terlalu tinggi atau rendah, maka kadar air perlu dikurangi atau ditambah (demikian juga kadar semennya, karena factor air semen harus dijaga agar tetap tak berubah); (3) jika kekuatan beton dari campuran ini terlalu tinggi atau rendah, maka factor air semen dapat atau harus ditambah atau dikurangi .

Sumber : https://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120809162638.pdf
·        
  •      Baja
Baja adalah logam aloy yang komponen utamanya adalah besi, dengan karbon sebagai material pengaloy utama. Karbon bekerja sebagai agen pengeras, mencegah atom besi, yang secara alami teratu dalam lattice, begereser melalui satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran alloy dapat mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon dapat memperkeras dan memperkuat besi, tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja adalah besi-karbon aloy dengan kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy dengan kadar karbon lebih tinggi dari ini dikenal dengan besi
Sekarang ini ada beberapa kelas baja di mana karbon diganti dengan material aloy lainnya, dan karbon, bila ada, tidak diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja adalah aloy berdasar-besi yang dapat dibentuk seccara plastik.
Dan umumnya baja juga menjadi bahan pelapis rompi anti peluru, yang dimana baja menjadi bahan pelapis bahan inti rompi tersebut, yaitu bahan milik Kevlar.
Sejarah Penemuan Baja
Teknik peleburan logam telah ada sejak zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance yang digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran dan  draft yang digunakan untuk pembakaran gas melewati “charge,” pada pencampuran material mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya. Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast furnance yang juga digunakan untuk memurniakan besi oleh pembuat besi yang lamapu. Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan  Bessemer furnance, atau pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi.
Proses pembuatan baja
Baja diproduksi didalam dapur pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap ) dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :

PROSES KONVERTOR
terdiri dari satu tabung yang berbentuk bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
  • Dipanaskan dengan kokas sampai ± 1500 0C,
  • Dimiringkan untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
  • Kembali ditegakkan.
  • Udara dengan tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
  • Setelah 20-25 menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
  • proses Bassemer (asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi dengan SiO2, SiO2 + CaO                 CaSiO3
  • proses Thomas (basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 + MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %, Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)(terak cair)

PROSES  SIEMENS MARTIN
menggunakan sistem regenerator (± 3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah:
1.     memanaskan gas dan udara atau menambah temperatur dapur
2.     sebagai Fundamen/ landasan dapur
3.     menghemat pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun putih,
  • Besi kelabu dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
  • besi putih dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
PROSES BASIC OXYGEN FURNACE
  • logam cair dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
  • Oksigen (± 1000) ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan) dengan tekanan 1400 kN/m2.
  • ditambahkan bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
  • BOF menggunakan O2 murni tanpa Nitrogen
  • Proses hanya lebih-kurang 50 menit.
  • Tidak perlu tuyer di bagian bawah
  • Phosphor dan Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
  • Biaya operasi murah
PROSES DAPUR LISTRIK
temperatur tinggi dengan menggunkan busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
  • Mudah mencapai temperatur tinggi dalam waktu singkat
  • Temperatur dapat diatur
  • Efisiensi termis dapur tinggi
  • Cairan besi terlindungi dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
  • Kerugian akibat penguapan sangat kecil

PROSES DAPURKOPEL
mengolah besi kasar kelabu dan besi bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
  • pemanasan pendahuluan agar bebas dari uap cair.
  • Bahan bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
  • kokas dan udara dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm dari dasar tungku.
  • besi kasar dan baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
  • 15 menit baja cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong, panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.

PROSES DAPUR CAWAN
  • Proses kerja dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam cawan,
  • kemudian dapur ditutup rapat.
  • Kemudian dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam cawan akan mencair.
  • Baja cair tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan


          Sumber : https://shinqueena.wordpress.com/2009/06/07/baja-dan-proses-pembuatannya/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar