Mengidentifikasi Material Penyusun suatu Bangunan
Nama bangunan : Asrama Sangkuriang Institut Teknologi Bandung
Nama bangunan : Asrama Sangkuriang Institut Teknologi Bandung
Identifikasi dan
proporsi material
- Beton ( Sekitar 53 % )
- Baja ( Sekitar 20 % )
- Komposit ( Sekitar 3 % )
- Kayu ( Sekitar 5 % )
- Alumunium ( Sekitar 2 )
- Besi ( Sekitar 7 % )
- Keramik ( Sekitar 10 % )
Teknologi dan cara pembuatan 2
material yang dominan
- Beton
Langkah-langkah pembuatan rencana campuran beton
normal dilakukan sebagai berikut:
1) ambil kuat tekan beton yang disyaratkan f Xc pada
umur tertentu
2) tetapkan jenis semen
3) tentukan jenis agregat kasar dan agregat halus,
agregat ini dapat dalam bentuk tak dipecahkan (pasir atau koral) atau
dipecahkan
4) tetapkan factor air semen maksimum (dapat ditetapkan
sebelumnya atau tidak)
5) tetapkan slump
6) tetapkan ukuran agregat maksimum
7) tentukan nilai kadar air bebas
8) hitung jumlah semen yang besarnya adalah kadar
semen adalah kadar air bebas dibagi factor air semen
9) jumlah semen maksimum jika tidak ditetapkan,
dapat diabaikan
10) tentukan jumlah semen seminimum mungkin
11) tentukan factor air semen yang disesuaikan jika
jumlah semen berubah karena lebih kecil dari jumlah semen minimum yang ditetapkan
(atau lebih besar dari jumlah semen maksimum yang disyaratkan), maka factor air
semen harus diperhitungkan kembali
12) tentukan susunan butir agregat halus (pasir
kalau agregat halus sudah dikenal dan sudah dilakukan analisa ayak menurut
standar yang berlaku)
13) tentukan susunan agregat kasar
14) Tentukan persentase pasir
15) Tentukan berat isi beton
16) Hitung kadar agregat gabungan yang besarnya
adalah berat jenis beton dikurangi jumlah kadar semen dan kadar air bebas;
17) Hitung kadar agregat halus
18) Hitung kadar agregat kasar;
19) Proporsi campuran, kondisi agregat dalam keadaan
jenuh kering permukaan;
20) Koreksi proporsi campuran
21) Buatlah campuran uji, ukur dan catatlah besarnya
slump serta kekuatan tekan yang sesungguhnya, perhatikan hal berikut: (1) jika
harga yang didapat sesuai dengan harga yang diharapkan, maka susunan campuran
beton tersebut dikatakan baik. Jika tidak, maka campuran perlu dibetulkan; (2)
kalau slumpnya ternyata terlalu tinggi atau rendah, maka kadar air perlu
dikurangi atau ditambah (demikian juga kadar semennya, karena factor air semen
harus dijaga agar tetap tak berubah); (3) jika kekuatan beton dari campuran ini
terlalu tinggi atau rendah, maka factor air semen dapat atau harus ditambah
atau dikurangi .
Sumber : https://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120809162638.pdf
·
- Baja
Baja adalah logam aloy yang komponen
utamanya adalah besi,
dengan karbon sebagai
material pengaloy utama. Karbon bekerja sebagai agen pengeras, mencegah atom
besi, yang secara alami teratu dalam lattice,
begereser melalui satu sama lain. Memvariasikan jumlah karbon dan penyebaran
alloy dapat mengontrol kualitas baja. Baja dengan peningkatan jumlah karbon
dapat memperkeras dan memperkuat besi,
tetapi juga lebih rapuh. Definisi klasik, baja adalah besi-karbon aloy dengan
kadar karbon sampai 5,1 persen; ironisnya, aloy dengan kadar karbon lebih
tinggi dari ini dikenal dengan besi
Sekarang ini ada beberapa kelas baja di
mana karbon diganti dengan material aloy lainnya, dan karbon, bila ada, tidak
diinginkan. Definisi yang lebih baru, baja adalah aloy berdasar-besi yang dapat
dibentuk seccara plastik.
Dan umumnya baja juga menjadi bahan
pelapis rompi anti
peluru, yang dimana baja menjadi bahan pelapis bahan inti rompi
tersebut, yaitu bahan milik Kevlar.
Sejarah Penemuan Baja
Teknik peleburan logam telah ada sejak
zaman Mesir kuno pada tahun 3000 SM. Bahkan pembuatan perhiasan dari besi telah
ada pada zaman sebelumnya. Proses pengerasan pada besi dengan heat treatment
mulai diperkenalkan untuk pembuatan senjata pada zaman Yunani 1000 SM.
Proses pemaduan yang dibuat mulai ada
sejak abad 14 yang diklasifikasikan sebagai besi tempa. Proses ini dilakkan
dengan pemanasan sejumlah besar bijih besi dan charchoal dalam tungku atau
furnance. Dengan proses ini bijih besi mengalami reduksi menjadi besi sponge
metalik yang terisi oleh slag yang merupakan campuran dari pengotor metalik dan
abu charcoal. Spone iron ini dipindahkan dari furnance pada saat masih
bercahaya dan diselimuti oleh slag yang tebal lalu slagnya dihilangkan untuk
memperkuat besi. Pembuatan besi meggunakan metode ini menghasilkan kandingan
slag sekiar 3 persen dan 0,1 persen pengotor lain. Kadang kala hasil produksi
dengan metode ini menghasilkan baja bukannya besi tempa. Parapembuat besi
belajar untuk membuat baja dengan memanaskan besi tempa dan charcoal pada boks
yang terbuat dar tanah liat selama beberapa hari. Dengan proses ini besi akan
menyerap cukup karbon untuk menjadi baja sebenarnya.
Setelah abad ke 14 tungku atau furnance
yang digunakan mulai mengalami peningkatan ukuran dan draft yang
digunakan untuk pembakaran gas melewati “charge,” pada pencampuran material
mentah. Pada tungku yang lebih besar ini, bijih besi pada bagian bagian atas
furnance akan direduksi pertama kali direduksi menjadi besi metalik dan
menghasilkan banyak karbon sebagai hasil dari serangan gas yang dilewatinya.
Hasil dari furnance ini adalah pig iron, yaitu paduan yang meleleh pada
temperatur rendah. Pig iron akan dproses lebih lanjut untuk membuat baja.
Pembuatan baja modern menggunakan blast
furnance yang juga digunakan untuk memurniakan besi oleh pembuat besi yang
lamapu. Proses pemurnian besi cair dengan peledakan udara diakui oleh penemu
Inggris Sir Henry Bessemer yang mengembangkan Bessemer furnance, atau
pengkonversi, pada tahun 1855. Sejak tahun 1960 telah diproduksi baja dari besi
bekas secara kecil-kecilan pada furnance elektrik, sehingga dinamakan mini
mills. Mini mills adalah komponen yang sangat sangat penting bagi produksi baja
Amerika. Mills yang lebih besar digunakan pada produksi baja dari bijih besi.
Proses pembuatan baja
Baja diproduksi didalam dapur
pengolahan baja dari besi kasar baik padat maupun cair, besi bekas ( Skrap )
dan beberapa paduan logam. Ada beberapa proses pembuatan baja antara lain :
PROSES KONVERTOR
terdiri dari satu tabung yang berbentuk
bulat lonjong dengan menghadap kesamping.
Sistem kerja
- Dipanaskan
dengan kokas sampai ± 1500 0C,
- Dimiringkan
untuk memasukkan bahan baku baja. (± 1/8 dari volume konvertor)
- Kembali
ditegakkan.
- Udara dengan
tekanan 1,5 – 2 atm dihembuskan dari kompresor.
- Setelah 20-25
menit konvertor dijungkirkan untuk mengelaurkan hasilnya.
- proses Bassemer
(asam)
lapisan bagian dalam terbuat dari batu
tahan api yang mengandung kwarsa asam atau aksid asam (SiO2), Bahan
yang diolah besi kasar kelabu cair, CaO tidak ditambahkan sebab dapat bereaksi
dengan SiO2, SiO2 + CaO
CaSiO3
- proses Thomas
(basa)
Lapisan dinding bagian dalam terbuat
dari batu tahan api bisa atau dolomit [ kalsium karbonat dan magnesium (CaCO3 +
MgCO3)], besi yang diolah besi kasar putih yang mengandung P antara 1,7 – 2 %,
Mn 1 – 2 % dan Si 0,6-0,8 %. Setelah unsur Mn dan Si terbakar, P membentuk
oksida phospor (P2O5), untuk mengeluarkan besi cair ditambahkan zat
kapur (CaO),
3 CaO + P2O5 Ca3(PO4)2 (terak
cair)
PROSES SIEMENS MARTIN
menggunakan sistem regenerator (±
3000 0C.) fungsi dari regenerator adalah:
1.
memanaskan
gas dan udara atau menambah temperatur dapur
2.
sebagai
Fundamen/ landasan dapur
3.
menghemat
pemakaian tempat
Bisa digunakan baik besi kelabu maupun
putih,
- Besi kelabu
dinding dalamnya dilapisi batu silika (SiO2),
- besi putih
dilapisi dengan batu dolomit (40 % MgCO3 + 60 % CaCO3)
PROSES BASIC OXYGEN FURNACE
- logam cair
dimasukkan ke ruang baker (dimiringkan lalu ditegakkan)
- Oksigen (± 1000)
ditiupkan lewat Oxygen Lance ke ruang bakar dengan kecepatan
tinggi. (55 m3 (99,5 %O2) tiap satu ton muatan)
dengan tekanan 1400 kN/m2.
- ditambahkan
bubuk kapur (CaO) untuk menurunkan kadar P dan S.
Keuntungan dari BOF adalah:
- BOF menggunakan
O2 murni tanpa Nitrogen
- Proses hanya
lebih-kurang 50 menit.
- Tidak perlu
tuyer di bagian bawah
- Phosphor dan
Sulfur dapat terusir dulu daripada karbon
- Biaya operasi
murah
PROSES DAPUR LISTRIK
temperatur tinggi dengan menggunkan
busur cahaya electrode dan induksi listrik.
Keuntungan :
- Mudah mencapai
temperatur tinggi dalam waktu singkat
- Temperatur dapat
diatur
- Efisiensi termis
dapur tinggi
- Cairan besi terlindungi
dari kotoran dan pengaruh lingkungan sehingga kualitasnya baik
- Kerugian akibat
penguapan sangat kecil
PROSES DAPURKOPEL
mengolah besi kasar kelabu dan besi
bekas menjadi baja atau besi tuang.
Proses
- pemanasan
pendahuluan agar bebas dari uap cair.
- Bahan
bakar(arang kayu dan kokas) dinyalakan selama ± 15 jam.
- kokas dan udara
dihembuskan dengan kecepatan rendah hingga kokas mencapai 700 – 800 mm
dari dasar tungku.
- besi kasar dan
baja bekas kira-kira 10 – 15 % ton/jam dimasukkan.
- 15 menit baja
cair dikeluarkan dari lubang pengeluaran.
Untuk membentuk terak dan menurunkan
kadar P dan S ditambahkan batu kapur (CaCO3) dan akan terurai menjadi:
akan bereaksi dengan karbon:
Gas CO yang dikeluarkan melalui cerobong,
panasnya dapat dimanfaatkan untuk pembangkit mesin-mesin lain.
PROSES DAPUR CAWAN
- Proses kerja
dapur cawan dimulai dengan memasukkan baja bekas dan besi kasar dalam
cawan,
- kemudian dapur
ditutup rapat.
- Kemudian
dimasukkan gas-gas panas yang memanaskan sekeliling cawan dan muatan dalam
cawan akan mencair.
- Baja cair
tersebut siap dituang untuk dijadikan baja-baja istimewa dengan
menambahkan unsur-unsur paduan yang diperlukan
Sumber : https://shinqueena.wordpress.com/2009/06/07/baja-dan-proses-pembuatannya/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar