Korosi pada pipa bawah
laut
Pada pipa bawah laut,
korosi dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu galvanic corrosion, pitting,
cavitation, stress corrosion cracking, hydrogen embrittlement,
corrosion fatigue, dan lain-lain. Fenomena korosi pada aliran
multifasa (gas, minyak, dan air) sangat kompleks, mencakup sifat kimia fluida,
metalurgi material pipa, dan hidrolika aliran multifasa. Pada proses pemurnian
logam, logam menyerap energi ekstra dalam jumlah signifikan. Karena energi
ekstra ini, logam tidak stabil pada lingkungan cair (aqueous).
Proses korosi dan Laju
korosi di air laut.
Proses korosi dalam
air laut berlangsung karena adanya unsur-unsur kimia, oksigen yang larut dan
pengaruh bakteri. Korosi logam pada air laut nrengikuti mekanisme pada elektrokimia
dimana pada logam yang mengalami korosi terdapat tempat-tempat berupa anoda dan
katoda. Plat baja karbon dalam air laut mengalami laju korosi antara 0,1 sampai
0,15 mm pertahun, namun jika serangannya berupa sumuran, penetrasi yang terjadi
jauh lebih dalam.
Korosi yang melibatkan
air disebut korosi basah (wet corrosion). Terdapat empat elemen dasar dalam
proses korosi, yaitu :
· anoda
· katoda
· elektrolit
· conducting
circuit
Gambar skema
proses korosi Ketika logam (misalnya besi) diletakkan dalam fluida, terkait
perbedaan potensi di antara logam yang berbeda, sejumlah permukaan logam lebih
mudah terkorosi dibandingkan dengan yang lainnya. Bagian logam yang mudah terkorosi
disebut anoda, terlarut ke dalam fluida. Reaksi yang terjadi pada korosi besi
adalah :
Fe > Fe^2+ + 2e
Atom besi melepas 2
elektron, dan berubah menjadi ion besi. Elektron ini berjalan ke area lain
di permukaan besi, yang disebut katoda, di mana elektron dikonsumsi oleh
ion dalam elektrolit. Jika elektrolitnya adalah air, reaksi yang terjadi adalah
:
2H^+ + 2e > H2
Ion hidrogen
menangkap elektron dan berubah menjadi gas hidrogen. Untuk melengkapi electric
circuit , diperlukan larutan untuk menghantarkan arus dari anoda ke katoda.
Larutan itu disebut elektrolit. Air dengan padatan terlarut merupakan
elektrolit yang baik. Dibutuhkan juga jalur (path) untuk
menghantarkan arus dari katoda ke anoda. Logam menyediakan jalur dan
menyempurnakan electric circuit
. Oleh karena itu,
anoda, katoda, elektrolit, dan konduktor elektron merupakan elemen utama pada
korosi logam. Lingkungan pipa bawah laut merupakan lingkungan yang kondusif
bagi berlangsungnya proses korosi. Logam pada pipa berfungsi sebagai
anoda, katoda, dan konduktor yang menghubungkan keduanya. Air berfungsi sebagai
elektrolit yang melengkapi sirkuit elektron. Pipa terdiri dari logam-logam
dengan kecenderungan terkorosi yang berbeda-beda. Bagian yang kecenderungan
terkorosinya lebih tinggi menjadi anoda, sedangkan yang lebih rendah menjadi
katoda.
Jumlah gas yang
terlarut dalam air mempengaruhi korosi. Air yang tidak mengandung gas-terlarut
tidak menyebabkan masalah korosi. Sebaliknya, jika gas seperti oksigen, karbon
dioksida, dan hidrogen sulfida terlarut dalam air, air menjadi sangat korosif.
FeS Dari pembahasan di
atas, jelas bahwa terdapat beberapa parameter yang dapat mengontrol reaksi
korosi, yaitu reaksi di katoda dan anoda, laju elektron dari anoda ke katoda,
dan konduktivitas elektrolit. Jika reaksi di anoda dan katoda dapat direduksi,
misalnya dengan penggunaan corrosion inhibitor untuk memperlambat perpindahan
ion dalam elektrolit, laju korosi dapat diperlmbat. Jika gas terlarut (oksigen,
karbon dioksida, atau hidrogen sulfida) disisihkan, laju korosi dapat
dikurangi. Konduktivitas elektrolit dapat direduksi dengan penambahan bahan
kimia untk meningkatkan pH elektrolit.
Sumber : https://www.scribd.com/doc/188937234/Bawah-Laut-Bawah-Tanah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar