KAVITASI
Kavitasi adalah gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir sehingga membentuk gelembung-gelembung uap disebabkan karena berkurangnya tekanan cairan tersebut sampai dibawah titik jenuh uapnya. Misalnya, air pada tekanan 1 atm akan mendidih dan menjadi uap pada suhu 100 derajat celcius. Tetapi jika
tekanan direndahkan maka air akan bisa mendidih pada temperatur yang lebih rendah bahkan jika tekanannya cukup rendah maka air bisa mendidih pada suhu kamar.
Apabila zat cair mendidih, maka akan timbul gelembung-gelembung uap zat cair. Hal ini dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir di dalam pompa maupun didalam pipa. Tempat-tempat yang bertekanan rendah dan/atau yang berkecepatan tinggi di dalam aliran, maka akan sangat rawan mengalami kavitasi. Misalnya pada pompa maka bagian yang akan mudah mengalami kavitasi adalah pada sisi isapnya. Kavitasi pada bagian ini disebabkan karena tekanan isap terlalu rendah.
Knapp (Karassik dkk, 1976) menemukan bahwa mulai terbentuknya gelembung sampai gelembung pecah hanya memerlukan waktu sekitar 0,003 detik. Gelembung ini akan terbawa aliran fluida sampai akhirnya berada pada daerah yang mempunyai tekanan lebih besar daripada tekanan uap jenuh cairan. Pada daerah tersebut gelembung tersebut akan pecah dan akan menyebabkan shock pada dinding di dekatnya. Cairan akan masuk secara tiba-tiba ke ruangan yang terbentuk akibat pecahnya gelembung uap tadi sehingga mengakibatkan tumbukan. Peristiwa ini akan menyebabkan terjadinya kerusakan mekanis pada pompa sehingga bisa menyebabkan dinding akan berlubang atau bopeng. Peristiwa ini disebut dengan erosi kavitasi sebagai akibat dari tumbukan gelembung-gelembung uap yang pecah pada dinding secara terus menerus.
Selain itu kavitasi juga menyebabkan suara yang berisik, getaran, korosi yang disebabkan karena adanya reaksi kimia gas-gas dan logam, dan juga dapat menyebabkan performansi pompa akan menurun secara tiba-tiba sehingga pompa tidak dapat bekerja dengan baik.
Cara-cara yang bisa digunakan untuk menghindari terjadinya kavitasi antara lain :
- Tekanan
sisi isap tidak boleh terlalu rendah Pompa tidak boleh diletakkan jauh di
atas permukaan cairan yang dipompa sebab menyebabkan head statisnya besar.
- Kecepatan
aliran pada pipa isap tidak boleh terlalu besar. Bagian yang mempunyai
kecepatan tinggi maka tekanannya akan rendah. Oleh karena itu besarnya
kecepatan aliran harus dibatasi, caranya dengan membatasi diameter pipa
isap tidak boleh terlalu kecil.
- Menghindari
instalasi berupa belokan-belokan tajam Pada belokan yang tajam kecepatan
aliran fluida akan meningkat sedangkan tekanan fluida akan turun sehingga
menjadi rawan terhadap kavitasi.
- Pipa
isap dibuat sependek mungkin, atau dipilih pipa isap satu nomer lebih
tinggi untuk mengurangi kerugian gesek.
- Tidak
menghambat aliran cairan pada sisi isap.
- Head
total pompa harus sesuai dengan yang diperlukan pada kondisi operasi
sesungguhnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar